[Series] Calling Out — Chapter 12 :: The Ending

calling out 4

Author : Yura Lin

Title : Calling Out

Genre: Angst, Family, Romance

Rating : PG 15

Length : Series

Main Cast :

–   EXO Kris

–   EXO Luhan

–   SNSD Jessica

–   Daniel Hyunoo

Previous :

=== Calling Out ===

“Sica-ya, lebih baik kau pulang.”

Ia menggeleng.

“Kau tidak lelah?”

Menggeleng lagi.

“Kau lapar?”

Lagi-lagi menggeleng.

“Haus? Mau ku belikan minuman?”

Sekali lagi, ia menggeleng.

“Bicaralah sesuatu, Sic..”

Kembali menggeleng.

Semuanya sudah mencoba segala cara untuk membujuk Jessica. Namun gagal dan Jessica tetap duduk di kursi depan ICU. Sebenarnya itu sudah cukup memuaskan karena bahkan sejak Kris dipindahkan ke kamar ICU, Jessica menolak untuk duduk. Dia hanya berdiri tepat di depan pintu dengan harapan dapat melihat keadaan suaminya dari segala kesempatan.

Keadaan Kris jauh dari kata baik. Kepala membentur tanah dengan sangat keras. Ada bagian tempurungnya retak dan pecahannya melukai jaringan otaknya. Kris juga kehabisan darah tapi untungnya pihak rumah sakit bisa mendapatkannya dari bank darah. Namun tetap saja, ia kritis sekarang.

Seohyun berlutut di depan Jessica agar wajahnya bisa sejajar dengan sahabatnya tersebut. Wanita hamil itu tetap menunduk, tidak mempedulikan keberadaan Seohyun. Sang novelis meraih tangan Jessica dan menggenggamnya erat.

“Kau tidak mau beristirahat?” tanya Seohyun.

Miyoung yang duduk di depan Jessica pun menggertakkan giginya. Sudah bosan rasanya ia mendengar pertanyaan itu berulang-ulang kali. Seohyun, Miyoung dan Minseok sudah bergantian untuk menanyai itu, kini Seohyun menanyakan hal itu kembali. Sudah pasti Jessica menggeleng sebagai jawabannya.

“Kau tidak memikirkan nasib Daniel yang ditinggal sendirian di rumah? Bagaimana dengan anakmu dan Kris oppa? Kau tidak memikirkan kedua anakmu?” tanya Seohyun.

Genggaman Seohyun semakin erat saat melihat air mata Jessica menetes jatuh. Jessica meruntuki dirinya dalam hati. Bagaimana bisa ia melupakan hal itu?

“Daniel—“

“Tenang saja. Ada Sehun bersamanya. Akan tetapi, Sehun tidak akan mungkin selalu bersama Daniel. Dia harus menghadiri beberapa interview di beberapa perusahaan. Jika tidak, dia tidak akan mendapatkan pekerjaan,” ujar Seohyun.

Jessica tidak menjawab.

“Jadi, apa kau mau pulang sekarang?” tanya Seohyun sekali lagi.

Cukup mengejutkan, kini Jessica mengangguk.

***

Hal pertama yang ia lakukan saat sampai di rumah adalah menemui Daniel. Bahkan dia melewati Sehun begitu saja dan masuk ke dalam kamar Daniel. Syukurlah Daniel sudah tertidur di kasurnya. Sepertinya anak kecil itu tidak tahu bahwa ayahnya mengalami kecelakaan.

“Terima kasih,” ucap Jessica saat Sehun memberikannya segelas susu hangat.

Kini Jessica dan Sehun duduk di ruang tamu. Sehun memutuskan untuk tetap di sana. Dia tidak mungkin tega membiarkan ibu hamil bersama anaknya yang masih kecil tanpa seorang pria menjaga mereka.

Sehun mengusap tengkuknya. “Hm, tidak masalah. Aku hanya tinggal menghangatkannya. Kebetulan aku membuatkannya untuk Daniel tapi—“

“Sebenarnya aku tidak mengucapkan terima kasih untuk susunya. Tapi untuk keberadaanmu di sini. Terima kasih sudah menemani Daniel,” sela Jessica.

Sehun membalasnya dengan anggukan sambil tersenyum. Baru kali ini ia merasa canggung dengan Jessica setelah pertama kalinya Seohyun memperkenalkan dirinya kepada Jessica. Mungkin karena tidak ada Seohyun di antara mereka. Mungkin juga karena ia hanya berdua saja dengan Jessica. Ia juga tidak tahu.

“Kau boleh pulang. Aku tidak akan menahanmu,” kata Jessica sambil menyesap susunya perlahan.

Sehun memutarkan matanya. “Dan esok pagi, aku dibangunkan dengan omelan Seohyun?”

Jessica tersenyum tipis. Sebenarnya ia bahkan tidak sanggup tersenyum. Namun akan tidak sopan jika ia tidak menanggapi kata-kata Sehun.

“Aku bisa mengurusnya,” balas Jessica akhirnya.

“Tetap tidak. Aku tidak bisa membiarkan kalian sendiri. Kris hyung bisa mencekikku kalau tahu aku membiarkan kalian sendiri.”

Jessica menggeleng pelan. Tubuhnya kembali lemas setelah mendengar nama Kris.

***

Luhan segera mengejar Victoria yang sudah lebih dahulu berlari masuk untuk menanyakan keberadaan adik tercintanya. Mereka langsung ke rumah sakit dari bandara. Luhan harus menarik sebuah koper masuk ke dalam rumah sakit dengan langkah tergesa-gesa dan menjadi perhatian orang-orang. Ia hanya membawa koper Victoria sedangkan pakaiannya di tas ransel di punggungnya karena ia memang tidak berniat untuk menginap terlalu di negara orang. Ia masih mempunyai pekerjaan di China.

Luhan mendesah geram ketika melihat Victoria sudah berlari ke depan lift saat ia hampir saja sampai di tempat Victoria berdiri tadi. Sepupunya seakan tidak menyadari keberadaannya lagi. Akan tetapi, dia tidak protes sedikit pun. Ia tahu seperti apa keadaan Victoria sekarang. Dia seperti komputer yang mempunyai banyak virus trojan sehingga tidak bisa difungsikan dengan baik.

“Dimana Yixing sekarang?” tanya Luhan.

“Dia berada di ruang Orchid nomor 2 di lantai 3,” jawab Victoria.

Luhan mengangguk. Memang sudah 24 jam sejak Yixing masuk ke rumah sakit ini. Sudah pasti Yixing sudah dipindahkan ke ruang rawat biasa karena dia tidak terlalu parah.

“Bagaimana kau menanyakannya?” tanya Luhan lagi. Seingatnya, Victoria tidak bisa bahasa Korea sama sekali.

“Menanyakannya dengan percampuran bahasa Mandarin, Hangul dan Inggris.”

Luhan pun terdiam untuk memikirkan bagaimana bentuk kalimat yang diucapkan Victoria untuk menanyakan kamar Yixing.

***

Victoria langsung menyerbu sepupunya itu dengan beribu pertanyaan saat Luhan yang baru saja memasuki kamar rawat Yixing setelah pergi ke ruangan dokter untuk menanyai keadaan Yixing. Luhan menghela napas panjang karenanya. Kalau bukan karena keadaan Yixing sekarang, mungkin ia sudah mengambil plester luka di laci samping kasur Yixing untuk menutup mulut Victoria.

“Yixing bisa dibilang baik-baik saja karena ia menggunakan pelindung kepala. Namun jatuh dari tingkat 3 menyebabkan tulang ekornya retak. Kemungkinan besar Yixing akan mengalami kelumpuhan kaki sementara,” jelas Luhan.

“Yixing tidak akan meninggal, ‘kan?” tanya Victoria lagi.

Luhan menggeleng. “Cederanya tidak berdampak sefatal itu. Berbeda dengan rekannya yang tidak menggunakan pelindung kepala.”

“Hah, percuma aku menangis kalau begitu!”

Luhan mengerjap. “A-apa?”

“Aku menangis karena ku kira dia akan meninggal. Ternyata dia tidak akan meninggal. Jadi harusnya dari awal, aku tidak perlu menangisinya dan terburu-buru datang ke—aduh!”

Victoria mengelus bagian belakang kepalanya yang ditepuk oleh Luhan. Sementara pria itu menghela napas panjang.

“Sekarang kau diam di sini dan jangan membuat masalah. Aku ingin melihat keadaan temanku. Dan ingat, saat Yixing sadar, jangan melakukan hal yang aneh kepadanya. Kau harus segera memanggil suster. Mengerti?” pesan Luhan.

Victoria mengangguk dengan pipi menggembung.

***

Di antara banyaknya orang di dunia ini, Jessica Jung adalah orang terakhir yang ia ingin temui di keadaan seperti ini. Sayangnya, Tuhan sedang tidak berada di pihaknya. Wanita hamil itu sedang duduk di kursi dekat pintu kamar ICU. Wajahnya pucat pasi. Tidak ada yang menemaninya. Tidak ada Seohyun yang biasanya selalu di samping Jessica. Ia segera berbalik badan. Dia tidak mungkin menemuinya sekarang. Namun suara itu memanggilnya. Suara Jessica.

“Luhan? Luhan?”

Luhan tidak tahu harus berbuat apa. Dia bingung harus berputar sambil tersenyum lalu menghampirinya, atau pergi begitu saja.

“Luhan..”

Suara itu tidak terdengar ragu lagi. Kini suara Jessica terdengar lirih. Benar-benar terasa pilu di hati ketika melihat pria itu kembali muncul di depannya. Namun ia tidak bisa berbuat apapun. Dia masih menganggap dirinya hanya mengkhayal Luhan berada di sana.

Berhenti mengharapkan keberadaan Luhan di saat dirimu terpuruk, Jessica. Luhan bukan tempat untuk berlindung. Berhenti..

Sulit rasanya untuk tidak mengharapkan keberadaan Luhan. Sejak 10 tahun yang lalu, ia sudah terbiasa selalu mencari Luhan saat ia merasa sedih, marah, bingung maupun takut. Sudah 10 tahun lamanya ia selalu memanggil nama Luhan saat ia sedang dalam kesulitan. 10 tahun berlalu, ia membiarkan hal itu menjadi kebiasaan.

“Luhan bukan penyihir yang bisa muncul di depanmu setiap kau memanggil namanya tiga kali, Sica. Berhenti mengkhayal yang tidak-tidak,” lirih Jessica.

Luhan marah. Luhan kesal. Luhan geram. Ia benar-benar emosi karena Jessica mengatakan hal itu yang menyebabkan dirinya semakin sulit untuk meninggalkan wanita itu sendiri. Saat mendengar suara Seohyun yang baru saja keluar dari kamar Kris, Luhan kembali berhasil mengendalikan dirinya. Ia kembali ke kamar Yixing secepat mungkin.

“Eonni mau pulang?” tanya Seohyun cemas melihat betapa pucatnya wajah Jessica setelah melihat keadaan Kris secara langsung tadi.

Berbeda dengan hari sebelumnya, kini Jessica mengangguk dengan mudah. Seohyun membantunya berdiri dan menemaninya sampai di depan rumah sakit. Mereka memakai taksi. Sebelum pulang, ia sudah berpesan kepada suster untuk menghubunginya jika ada kemajuan tentang Kris.

“Eonni sudah menelepon orangtua dan mertuamu tentang ini?” tanya Seohyun.

“Sudah. Kau kan sudah menyuruhku melakukannya semalam. Orangtuaku sudah sampai di rumah sedangkan pesawat orangtuanya Kris dari Kanada akan sampai sekitar 1 jam lagi. Aku meminta orangtuaku untuk mengurus Daniel sampai aku pulang baru mereka pergi untuk menjenguk Kris,” jawab Jessica selengkapnya.

“Apa aku harus menemanimu di rumah?”

Jessica menggeleng. “Kau mengurus acara perilisan novelmu yang tertunda akibat kecelakaan ini. Kasian kan penggemarmu.”

“Semua sudah diurus oleh ahlinya. Jadi aku tidak akan kesibukan sekarang.”

“Tidak perlu. Ibuku hanya akan menjenguk Kris sebentar lalu pulang lagi untuk menemaniku. Jadi hanya ayahku yang menunggui Kris.”

“Baiklah, kalau begitu sampai Jung ahjumma kembali dari rumah sakit?”

Jessica menggeleng pelan. Sejak kapan Seohyun menjadi keras kepala begini? Tidak ada jalan lain selain menyetujuinya.

***

Memang benar apa kata Jessica. Baru juga sampai di depan rumah Jessica, Seohyun sudah ditelepon dan harus pergi lagi mengenai acara perilisan novelnya. Dan sudah 20 menit sejak orangtuanya pergi ke rumah sakit, ia dan Daniel hanya berdua di depan tv. Jessica dengan novelnya dan Daniel dengan mainannya. Tv dibiarkan menyala untuk memberikan sedikit suara.

“Kau lapar, Danny?” tanya Jessica ketika menyadari anaknya berhenti bermain dan duduk di sampingnya.

Daniel menggeleng.

“Lalu?”

Daddy sakit?” tanya Daniel.

Jessica berpikir sejenak sebelum memutuskan untuk mengangguk.

“Sakit apa? Kok Daniel tidak tahu?”

Jessica mengelus rambut Daniel. “Pokoknya sakit. Daniel bisa ketemu daddy saat daddy sembuh nanti. Jadi sampai daddy sembuh, kau harus jadi anak baik. Mengerti?”

Daniel menghela napas tidak rela tapi ia tetap mengangguk. Dia turun dari sofa dan berlari menuju pintu saat mendengar suara bel. Jessica melirik jam dinding. Harusnya orangtua Kris baru saja sampai di bandara. Bagaimana mereka bisa sampai lebih cepat?

“Luhan ahjussi~”

Sial.

***

Sudah beberapa menit berlalu, belum ada seorang pun yang berniat memecah keheningan di antara mereka. Jessica sibuk dengan ketidakpercayaannya dengan keberadaan Luhan sekarang. Luhan sibuk memikirkan kata apa yang cocok untuk ia ucapkan. Daniel sudah masuk ke kamar sejak Luhan dibolehkan duduk oleh Jessica.

“Maaf aku melanggar janjiku. Aku kembali muncul di hadapanmu,” kata Luhan akhirnya.

Jessica mengangguk.

“Aku mendengar kau memanggil namaku di rumah sakit,” lanjut Luhan.

Jessica menepuk wajahnya. Dia hanya menyebut nama Luhan saat melihat sebuah sosok yang seperti Luhan malam ini. Apa sosok itu benar-benar Luhan?

Jessica menarik napas dalam. “Aku.. aku tidak tahu harus berkata apa.”

“Pasti berat untukmu.”

“Apa?”

“Soal Kris.”

“Oh, ya…”

Luhan menatap wajah Jessica. “Kau membutuhkanku?”

Jessica menahan napasnya. Ya, tentu, ia mau menjawabnya seperti itu. Namun tidak mungkin.

“Baiklah…” Luhan meremas tangannya. “Sepertinya aku hanya mengganggu waktumu dan membuatmu tidak nyaman.”

Jessica tidak membalas sehingga keheningan kembali mendominasi ruangan tersebut. Jessica menatap meja dan terkejut karena baru sadar ia tidak memberikan suguhan apapun untuk Luhan. Seakan menyadari apa yang terjadi, Luhan tersenyum kecil.

“Tidak perlu. Aku sudah ingin pulang sekarang,” tolak Luhan.

Jessica menatapnya linglung, cukup terkejut karena Luhan tahu apa yang sedang ia pikirkan. Ia kembali sibuk dengan pikirannya.

Jessica mengangguk. “Oh, baiklah. Tunggu sebentar.”

Luhan menatap wanita hamil itu berdiri dengan penuh penasaran. Matanya mengikuti sosok itu berjalan menuju kamar Daniel. Jessica masuk ke kamar Daniel untuk beberapa waktu lalu keluar dengan tangannya menggandeng tangan Daniel.

“Kau berada di Korea sampai kapan?” tanya Jessica.

Luhan menatap Daniel sejenak lalu kembali menatap Jessica. “Sampai besok pagi. Memang kenapa?”

Jessica menjawab. Ia menatap anaknya. “Danny-ah, kau ingin menginap dengan Luhan ahjussi?”

Luhan terhenyak mendengarnya. Menginap dengan Daniel? Dengan darah dagingnya sendiri? Sesuatu yang ia impikan selama beberapa tahun terakhir ini.

“Ani, dengan papa Luhan maksudku. Kau harus memanggilnya Papa. Kau mau, Danny?” ralat Jessica cepat.

Luhan tidak bisa berkata apapun. Dia tidak mengerti apa yang dipikirkan Jessica sekarang. Ia ingin sekali tersenyum jika tidak melihat wajah Jessica yang kini menegang.

***

Hurry up!” kesal seorang wanita berumur 50-an kepada suaminya.

Sementara wanita lanjut usia itu mengomel pada suaminya, sang pengemudi taksi mengeluarkan barang-barang mereka dari taksi. Setelah membayar taksi tersebut, mereka memasuki sebuah rumah dengan halaman berhias pohon yang mulai menampakkan daun-daun muda karena musim semi akan datang.

“Pelan-pelan! Ini sudah malam! Bagaimana jika kita membangunkan Jessica?” omel wanita itu lagi.

Sang suami mendengus seraya memperlembut gerakannya. Wajah wanita itu kembali berkerut kesal ketika melihat pintu yang sedikit terbuka.

“Wanita ini… ceroboh sekali membiarkan pintu terbuka di malam hari?” desisnya.

Dia membuka pintu itu perlahan dan melepaskan sepatunya seperti etika orang-orang Korea pada umumnya. Yah walaupun ia terbiasa tidak membuka sepatunya jika di Kanada. Kepalanya menoleh cepat mendengar suara yang familiar.

“Ani, dengan papa Luhan maksudku. Kau harus memanggilnya Papa. Kau mau, Danny?”

Dia terkejut mendengarnya. Sama seperti orang yang berkata seperti itu tadi. Wajahnya semakin merah melihat sosok pria asing di rumah tersebut. Dia tahu siapa pria itu. Sebelum membiarkan wanita itu menikahi putranya, ia sudah terlebih dahulu menyelidiki segalanya tentang wanita tersebut. Walaupun sudah 6,5 tahun terlewat, ia masih ingat bahwa pria itu adalah mantan kekasih menantunya.

“Apa-apaan ini?” geramnya. “Papa? Kau menyuruh Daniel memanggilnya papa?”

Jessica tidak menjawab apapun. Nyonya Wu berjalan perlahan menuju Jessica.

“Kau maksud Daniel adalah anaknya? Dia bukan anak Kris?”

Jessica masih tidak menjawab. Ia menunduk takut. Sementara itu, nyonya Wu semakin emosi. Dia berjalan cepat menuju Jessica dengan tangan terkepal. Saat sudah hampir mendekati Jessica, dia melayangkan tangannya.

Plak!

Luhan menggertakkan giginya untuk melawan rasa perih di pipinya. Walaupun wanita di depannya sudah dikatakan lanjut usia, tamparannya benar-benar menyakitkan. Dalam hati, dia bersyukur ia tepat waktu untuk menyelamatkan Jessica.

“Daniel kembali ke kamar!” perintah Luhan setengah berteriak.

Daniel menatapnya bingung lalu berlari masuk ke kamarnya. Setelah mendengar suara bantingan pintu, sebuah tamparan kembali mengenai pipi Luhan. Jessica yang berdiri di belakang Luhan itu pun terlonjak mendengarnya suara tamparan itu.

“Menyingkir dari jalanku!” bentak nyonya Wu.

Luhan tidak memberikan reaksi apapun yang mengakibatkan ia kembali menerima sebuah tamparan. Beruntung kini tuan Wu sudah menarik istrinya menjauh.

“Kau bisa tetap di sini untuk menemani Jessica. Kita bahas hal ini baik-baik,” ucap tuan Wu lalu menoleh ke istrinya. “Kau masuk ke kamarmu dan jangan keluar!”

Wwhat the…”

Sang istri ingin protes namun melihat tatapan suaminya, ia memutuskan untuk menurut.

“Duduklah, Jessica. Pasti kau terkejut karena kejadian tadi. Biarkan aku mengambilkan minum untukmu.” Tuan Wu melirik meja yang kosong. “Hm, for you too, young man.”

No, let me,” tolak Luhan. “Coffee?”

Tuan Wu mengangguk. “No sugar, please.”

Setelah membantu Jessica yang masih shock untuk duduk, Luhan pergi ke dapur untuk membuatkan minum untuk Jessica dan mertuanya. Ia kembali dengan nampan berisi segelas air putih dan secangkir kopi. Dia membantu Jessica meminum air putihnya.

“Maaf untuk kejadian tadi,” tuan Wu memulai pembicaraan. “Dia memang mudah emosi dan mudah mengambil kesimpulan seenaknya.”

Luhan melirik Jessica yang masih belum bisa menenangkan diri. Dia menghela napas seraya menggeleng. “Tak apa. Bukankah wanita memang seperti itu?”

“Jadi apa yang sebenarnya terjadi? Bukannya ingin tahu. Tapi aku harus menjelaskannya kepada istriku.”

“Bukan apa-apa. Jessica menyuruh Daniel untuk memanggilku papa karena Daniel memang sangat dekat denganku dan aku—“

“Luhan memang ayah biologis Daniel,” sela Jessica. “Aku lelah untuk menyembunyikannya. Aku tidak mau Daniel tidak tahu soal ini bahkan sampai di dewasa nanti. Dia punya hak untuk tahu.”

Luhan menggertakkan giginya. “Jess…”

Jessica menggeleng cepat. “Kris selalu menyuruhku untuk diam dan tetap menyembunyikannya dari keluargaku dan dia. Aku lelah!”

Tuan Wu menarik napas dalam. “Kami akan mencari hotel untuk malam ini.”

***

Kini ia berada di ICU tempat Kris di rawat setelah berhasil mendapatkan izin dari dokter. Dia duduk di kursi samping Kris dan menggenggam tangan suaminya erat.

“Inikah alasan kau menyuruhku untuk tetap menyembunyikannya? Kau tidak mau orangtuamu memaksa kita bercerai karena masalah Daniel?” gumam Jessica.

Jessica menggunakan tangan Kris untuk menangkup pipinya. Merasakan denyut nadi Kris membuatnya tenang. Setidaknya Kris masih hidup dan mungkin saja bisa mendengarkannya. Ia mengecup telapak tangan Kris cukup lama.

Jessica cukup terpukul saat ayahnya Kris datang ke rumah pagi-pagi untuk menyuruhnya menceraikan Kris. Walaupun Jessica ingin menolak, ia tidak bisa melakukan apapun. Dia hanya meminta waktu sampai Kris sadar dan cukup sehat untuk menerima berita ini.

“Kenapa kau mencintaiku? Bukankah awalnya kau membenciku?”

Jessica memejamkan matanya saat potongan masa lalu melintas di pikirannya.

“Kenapa juga aku mencintaimu? Bukankah awalnya aku juga membencimu?”

Jessica tersenyum lirih.

“Kapan kau sadar? Aku membutuhkanmu. Aku butuh pelukan hangatmu. Aku butuh kata-kata manismu.”

Air mata Jessica mengalir. Untuk pertama kalinya, ia merasa sangat membutuhkan Kris. Untuk pertama kalinya, hatinya memanggil nama Kris berulang kali. Ini semua persis saat ia masih bersama Luhan dulu.

Dia terkejut saat merasa pergerakan jari-jari Kris. Dia menekan tombol untuk memanggil suster berkali-kali.

***

Suasana di ruang tunggu benar-benar membunuh Jessica. Seakan tidak cukup hatinya yang mencemaskan keadaan Kris di dalam sana, kini dirinya harus berhadapan dengan tatapan tajam dari ibu mertuanya. Beruntung ada Seohyun di sampingnya yang memeluknya sedari tadi. Orangtuanya duduk di samping ayahnya Kris dan Krystal di sampingnya. Sementara Daniel berada di rumah Seohyun bersama Sehun.

Setelah beberapa menit yang penuh derita, dokter keluar dan langsung menghampiri Jessica. Semuanya menunggu berita bagus dari sang dokter. Dan syukurlah memang berita bagus. Kris sudah sadar dan meminta untuk bertemu dengan Jessica.

Namun Jessica menolak.

Dia tidak siap untuk menghadapi senyuman Kris.

***

“CERAI?!” pekik 3 anggota keluarganya.

Kini Jessica berada di rumah lama sebelum orangtuanya pindah ke San Francisco yang kini hanya dihuni oleh Krystal. Orangtuanya tinggal di rumah ini selama mereka tinggal di Korea. Sementara Daniel ia titipkan kepada Seohyun.

Jessica hanya menundukkan kepalanya. Sebenarnya ia tidak ingin bercerai. Hanya saja orangtua Kris memintanya untuk menceraikan Kris. Semuanya sudah terjadi dan mengatakan dirinya menyesal pun tidak berguna. Kini dia ketakutan untuk memberitahukan keluarganya fakta yang membuat orangtua Kris memarah besar walaupun orangtua Kris sudah berjanji tidak akan terlalu mempermasalahkan hal ini.

“Tapi kenapa?” bingung ibunya.

“Kami memang sudah merencanakannya. Hubungan kami memang tidak baik. Kecelakaan ini tidak akan menunda rencana kami,” jawab Jessica, berbohong.

“Tapi Kris baru saja kecelakaan, Jess,” tawar ayahnya.

Jessica menggeleng. “Sudah ku bilang, kecelakaan ini tidak akan menunda rencana kami.”

“Kau yakin?”

“Sangat yakin!”

Krystal yang sedari tadi diam, akhir bangkit dan menarik kakaknya ke kamarnya. Jessica hanya pasrah dirinya ditarik. Krystal menghela napas kasar sesampainya mereka di dalam kamarnya.

“Kau yakin akan melakukannya?” tanya Krystal.

Jessica mengangguk.

“Kenapa?”

“Karena hubungan kami memang tidak pernah baik. Itu sebabnya kami memutuskan untuk bercerai saat aku sudah melahirkan nanti.”

Krystal menggigit bibirnya gemas. “Kau bisa menolak untuk menikah dengan Kris oppa, tapi kau memilih untuk menyetujuinya. Kau bisa mengaborsi Daniel, tapi kau memilih untuk melahirkan. Kau bisa meninggalkannya begitu saja, tapi kau memilih untuk tetap bersamanya. Setelah semua itu terlewati, kau yakin ingin melakukan ini? Saat Kris oppa baru sadar?”

Jessica menatap mata adiknya dalam. Mata itu memancarkan kemarahan dan kekecewaan. Yang menyakitkan, dia lah yang membuat Krystal seperti itu. Dia ingin sekali menjelaskan bahwa perceraiannya kali ini bukanlah keinginannya. Ini semua keinginan mertuanya. Namun Jessica tidak mau keluarganya bermasalah dengan keluarga Kris. Setidaknya orangtua Kris sudah janji untuk tidak membocorkan kebenaran tentang Daniel, membiarkan Jessica saja yang menjelaskan semua di saat yang tepat.

Jessica mendesah pelan. “Kau tidak tahu apa yang kami lalui selama ini.”

“Ya, aku memang tidak tahu. Kau tidak membiarkanku untuk tahu. Semua masalahmu hanya untuk Seohyun eonni. Adikmu adalah Seohyun eonni. Jung Soojung sudah dicoret dari hidupmu. Ya, aku tahu!” kesal Krystal.

“Soojung-ah…”

Krystal mengangkat tangannya, meminta Jessica untuk tidak berbicara. “Terserah. Aku tidak peduli lagi.”

***

Sendirian. Banyak masalah. Dalam keadaan hamil besar. Kondisinya sangat buruk. Di saat ibu-ibu hamil lainnya sedang bermanja dengan suaminya, dia malah sendirian. Yang lebih menyakitkan, mertuanya sudah membuangnya.

Kini dia tinggal di rumah Seohyun untuk sementara. Dia tidak mungkin pulang ke rumahnya dan Kris karena mertunya sudah mengusirnya. Dia tidak mau tinggal bersama Krystal selama gadis itu masih emosi tentang perceraiannya. Dia tidak bisa ikut orangtuanya kembali ke San Francisco selama Kris belum benar-benar pulih. Rumah Seohyun adalah pilihan terbaik untuk saat ini.

“Maaf merepotkanmu, Seohyun-ah,” ucap Jessica lirih.

Seohyun tersenyum lembut sambil menyisir rambut Daniel. Dia tidak mengatakan apapun. Dia bingung. Seohyun tidak tahu harus berkata apa. Dia tidak mau sok tahu tentang perasaan Jessica saat ini. Dia hanya mau Jessica bisa menenangkan dirinya sendiri. Bagaimana pun, wanita hamil itu sudah dewasa.

“Pagi, semua~”

Seohyun dan Jessica tersenyum kecil mendengar suara Sehun. Sementara Daniel berlari menghampiri Sehun dan ber-hi five dengannya. Dapat dikatakan, Daniel dan Sehun semakin dekat sejak Jessica dan anaknya tinggal di rumah Seohyun.

“Sudah siap berangkat?” tanya Sehun.

Setelah melihat Daniel mengangguk dengan semangat, Seohyun menoleh ke Jessica.

“Eonni, kau mau ikut mengantarkan Daniel?” ajak Seohyun.

Jessica sebenarnya mau saja ikut pergi. Dia bosan selalu di dalam rumah. Akan tetapi kehamilannya yang sudah mau memasuki bulan ke-6 membuatnya semakin cepat lelah. Akhirnya dia menggeleng sebagai isyarat ia menolak.

“Baiklah kalau begitu.” Seohyun mengangguk mengerti. “Kami berangkat, ya!”

Belum ada yang mulai melangkah, bel rumah itu berbunyi. Mereka semua saling bertukar pandang hingga Sehun mengajak Daniel untuk membukakan pintu.

“Luhan ahjussi!” teriak Daniel girang.

Mendengar nama itu diteriakkan oleh anaknya, wajah Jessica pun memucat.

***

Suasana canggung memenuhi ruang tamu tersebut. Hanya berdua saja membuat tidak seorang pun yang merasa nyaman. Walaupun awalnya Seohyun memaksa untuk menemani Jessica dan Luhan, sang novelis harus gigit jari ketika Jessica melototinya sambil mengisyaratkannya untuk pergi bersama Sehun dan Daniel.

“Aku ingin melihat keadaanmu setelah mendengar tentang perceraianmu,” kata Luhan akhirnya.

“Oh.”

“Apa kau dan Soojung bertengkar tentang perceraianmu?”

Jessica melirik Luhan. “Tahu dari Soojung? Seohyun?”

“Tidak. Hanya sekedar tebakan belaka.”

“Kalau begitu, selamat! Anda dapat 100 poin!” Jessica memaksakan suaranya seakan semangat.

Luhan tidak membalas. Dia menyandarkan punggung dan mencoba merilekskan tubuhnya. Begitu pula dengan Jessica, terlebih karena perutnya yang mengganggu jika salah posisi.

“Maaf.”

Jessica mengerjap mendengarnya. Butuh 5 detik untuk sadar maksud dari kata maaf yang dilontarkan oleh Luhan tadi. Dia menggeleng pelan tanpa mengatakan apapun. Dia tidak bisa berkata banyak soal hal ini.

“Maaf aku sudah memberikanmu banyak masalah,” tambah Luhan.

“Jangan meminta maaf. Aku tidak menyesali apa-apa. Aku malah bersyukur memiliki Daniel.”

“Tapi—“

“Memang, tanpa Daniel, aku tidak akan terikat dengan Kris.” Jessica tersenyum kepada Luhan. “Namun dengan keberadaan Daniel sekarang, aku merasa hidupku sempurna walaupun hal ini harus terjadi. Aku tidak menyesal apapun tentang keberadaan Daniel sekarang.”

Cukup lama keheningan menemani mereka setelah Jessica berbicara seperti itu. Suasana canggung pun mulai menipis sedikit demi sedikit. Jauh di dalam hati masing-masing, ada sedikit perasaan lega.

“Jadi apa rencanamu selanjutnya?” tanya Luhan akhirnya.

Jessica tersenyum tipis. “Menikmati hidupku sebagai single parent. Ku rasa aku tidak ingin berhubungan dengan seseorang untuk waktu yang lama.”

“Yah, apa ini artinya aku sudah ditolak?” goda Luhan sambil memainkan alisnya, becanda.

Jessica tertawa mendengarnya.

***

Sesuai dengan janjinya, sudah waktunya ia mengajukan perceraian kepada Kris. Map berisi surat-surat pun sudah berada di tangannya. Ia pikir ini akan berjalan dengan mulus. Dia tinggal masuk lalu meminta tanda tangannya dan selesai. Namun baru sampai di depan pintu kamar rawat Kris saja, keringat dingin mengalir di keningnya dan tangannya bergetar.

“Kau pasti bisa!” yakin Jessica sambil membuka pintu.

Orangtua Kris melakukan permintaannya, membiarkan mereka hanya berdua saat Jessica berusaha untuk melakukannya. Di sana hanya ada Kris yang sedang berbaring dengan mata tertuju keluar jendela. Tidak pasti apa yang ia pikirkan saat itu.

“Kau sudah membawa surat-suratnya?” tanya Kris tiba-tiba.

Jessica terlonjak dari tempatnya berdiri. Dia terkejut mendengarnya. Kris menoleh untuk menatap wajah Jessica selama 2 detik lalu kembali menatap keluar jendela.

“Aku sudah berusaha keras untuk menutupi hal ini dari orangtuaku. Inilah yang ku takutkan jika mereka tahu soal Daniel. Ternyata pada akhirnya, mereka tahu juga. Kau tidak apa-apa, ‘kan?” lanjut Kris.

Jessica duduk di kursi samping kasur Kris. Pria itu meruntuk dalam hati. Dia tidak sanggup menatap wajah Jessica saat ini.

“Mungkin ini yang harusnya kita lakukan dari dulu. Pernikahan ini adalah sebuah kesalahan,” gumam Jessica.

Tidak, bantah Kris dalam hati. Dia tidak berani meneriakkannya. Dia tidak akan mungkin melawan orangtuanya karena Jessica lah yang akan menjadi korbannya. Ia tidak bisa membiarkan Jessica menderita lebih dari ini.

“Tapi apapun yang terjadi, aku janji akan melahirkan anak tercantik untukmu,” kata Jessica.

Kris menoleh cepat. “Dia.. perempuan?”

Jessica tersenyum manis. “Yap, anakmu perempuan.”

Kris mengerjap mendengarnya.

Anak kita.

Bukan, dia bilang anakmu. Kenapa Kris malah mendengarnya berkata anak kita? Ya, mungkin memang Kris sangat berharap Jessica mengatakan anak kita. Bukankah memang harusnya Jessica mengatakan anak kita? Apa anak dengan gen Kris tidak penting baginya?

“Maksudku, anak kita. Anak kita pasti akan sangat amat cantik,” ralat Jessica cepat.

Kris tersenyum mendengarnya.

***

Bukankah ini kejam? Seharusnya dia tidak boleh memikirkan hal yang berat. Seharusnya dia tetap tenang. Seharusnya dia tidak boleh emosi berlebihan. Akan tetapi, ini lah hal yang terjadi. Menyebalkan, bukan?

Jessica hampir saja berteriak ketika ada yang menarik tangannya saat dia baru saja keluar dari rumah sakit. Dia terkejut melihat Krystal lagi yang kini menariknya. Kini Krystal menarik Jessica ke dalam mobilnya.

“Apa yang ingin kau lakukan, Soojung-ah?” tanya Jessica bingung.

“Meluruskan sesuatu.”

“Aku lelah…”

“Karena itu kita bicarakan ini di rumah.”

Jessica menarik tangannya. “Tidak. Aku harus kembali ke rumah Seohyun. Daniel sudah pulang sekarang. Kasian dia—“

“Mengapa harus ke rumah Seohyun eonni kalau kau bisa pulang ke rumah kita?” potong Krystal kesal.

Jessica menarik napas dalam. “Ku mohon. Masalahku sudah cukup banyak.”

Mengerti apa maksud Jessica, Krystal menunduk dan meminta maaf. Dia kembali menarik tangan Jessica, kali ini dengan sangat lembut.

“Kita bicarakan ini selama perjalanan menuju ke rumah Seohyun eonni,” kata Krystal sambil membukakan pintu untuk Jessica.

Jessica tersenyum. Ia masuk dan Krystal mengikutinya. Mobil pun berjalan keluar dari halaman parkir rumah sakit menuju rumah Seohyun.

“Kau yakin akan tetap menceraikan Kris oppa?” tanya Krystal.

Sudah ia tebak, pasti Krystal membicarakan hal ini lagi. Tapi Jessica tidak bisa mengelak.

Jessica mengangguk. “Ya.”

“Walaupun Kris oppa mencintaimu?”

“Ya.”

“Walaupun di saat Kris oppa membutuhkanmu?”

“Ya.”

“Kau tidak pernah memikirkan nasib kedua anakmu tanpa ayahnya?”

“Mereka pasti bisa menerimanya. Mereka harus menerimanya.”

“Egois.”

Jessica tidak membalas. Walaupun Krystal tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, Jessica akui Krystal memang benar.

Egois.

Iya, memang. Egois kamu, Jessica Jung. Egois sekali.

***

Beberapa bulan kemudian.

Wanita itu menatap anaknya yang sedang tertidur di keranjang bayi sebelum ia berikan kepada temannya. Wanita itu menghela napas panjang lalu menoleh ke anak laki-lakinya.

“Danny-ah, jangan nakal! Jangan menyusahkan Seohyun ahjumma! Mengerti?” pesannya.

Daniel mengangguk sedangkan Seohyun tersenyum mendengarnya.

“Kau yakin kau tidak akan kesusahan mengurus mereka? Bagaimana dengan pernikahanmu?” tanya Jessica segan.

Senyuman Seohyun semakin hangat. “Gwencana. Semuanya sudah selesai. Kalaupun ada yang belum selesai, sudah ada orang lain yang akan mengurusnya. Lagipula Daniel dan Sooyoung terbukti ampuh untuk menghilangkan stres akan pernikahanku.”

Jessica tersenyum. Matanya kembali menatap anak busungnya yang berumur 1 tahun 2 bulan tersebut. Anaknya lahir 3 bulan sebelum perceraiannya dengan Kris diresmikan oleh pengadilan. Dia lahir di akhir musim panas. Itu sebabnya Jessica memberikannya nama Jung Sooyoung.

Walaupun masih berumur balita, sudah terlihat jelas perpaduan wajah Kris dan Jessica di wajahnya. Alis, hidung dan bentuk rahangnya mirip sekali dengan Kris sedangkan Jessica menurunkan mata dan bibirnya. Benar-benar cantik.

“Kau yakin siap bekerja lagi?” tanya Seohyun, memastikan.

“Sebenarnya aku masih ragu. Tapi aku tidak bisa bergantung pada kiriman uang dari Kris dan Luhan. Uang itu ditujukan untuk Daniel dan Sooyoung. Aku tidak enak harus bergantung kepada uang yang harusnya hanya digunakan oleh Daniel dan Sooyoung. Lagipula sayang juga. Aku sudah lulus kuliah tapi tidak akan ku manfaatkan.” Jessica menangkup wajah Seohyun dan mengelus pipinya dengan ibu jari. “Tenang saja. Fashion adalah keahlianku. Pekerjaannya juga aman. Tidak ada yang perlu kau khawatirkan. Yang perlu kau khawatirkan hanya pernikahanmu. Jangan biarkan Sehun bebas sebelum kau mengikatnya!”

“Eonni…”

“Ku bilang, tenang saja. Percaya padaku?”

Seohyun menatap Jessica dalam lalu mengangguk.

***

Satu tahun kemudian.

“Iya, Sehun-ah. Tunggu! Aku tidak mungkin meninggalkan kedua anakku sendirian di hari libur, ‘kan?” kesal Jessica.

Ting tong..

Bel apartemen kecil yang dibeli oleh Jessica dengan hasil gajinya dan sedikit pemberian dari orangtuanya itu berbunyi, mengusik Jessica yang sedang berbicara dengan Sehun lewat telepon. Jessica mengisyaratkan Daniel untuk mengawasi adiknya yang mulai aktif berjalan kemana-mana dan memberantaki sekitar sebelum berjalan menuju pintu.

“Tunggu sebentar. Aku mendapatkan tamu,” kata Jessica supaya Sehun berhenti mengeluh tentang Seohyun.

Jessica melihat siapa tamunya lewat peep-hole. Ia buru-buru memutuskan telepon ketika melihat sosok Kris berdiri di depan pintu apartemennya. Masa bodo dengan pria yang sibuk mengeluh itu. Jessica segera membukakan pintu.

“Hai,” sapa Jessica. “Silahkan masuk.”

Sudah hal yang biasa Kris datang di hari libur jika ia tidak sedang sibuk. Tentu saja Daniel dan Sooyoung adalah alasan utamanya.

Mungkin dirinya alasan selanjutnya?

Jessica menggeleng sambil mengetuk kepalanya. Dia mulai berpikir yang tidak-tidak lagi.

“Aku tidak mengganggumu, ‘kan?” tanya Kris sungkan.

Jessica tersenyum tipis. “Kapan sih kedatanganmu mengganggu? Tentu saja tidak. Kebetulan aku harus pergi. Sehun membutuhkanku. Kau bisa menjaga mereka tanpaku, ‘kan?”

“Ya, tentu.”

“Terima kasih banyak!”

Jessica segera berlari ke kamarnya. Sementara Kris tersenyum kecil melihatnya. Sebuah pikiran muncul di kepalanya yang segera terhapus saat Daniel berlari ke arahnya diikuti dengan Sooyoung yang berlari dengan lucunya dan hampir saja jatuh saat sudah hampir sampai di tempat tujuannya, Kris.

Setidaknya walaupun mereka berpisah, ia masih bisa merasakan aura sebuah keluarga di sini.

Keluarganya.

***

“Ah, Noona~”

Disambut oleh rengekan Sehun adalah sebuah hal yang sudah diperkirakan oleh Jessica. Sudah setahun Sehun menikahi Seohyun secara resmi, kini Seohyun sedang hamil 3 bulan. Cukup mengejutkan karena kelakuan Seohyun kini seperti kelakuan Jessica saat hamil Daniel dan Sooyoung dan membuat Sehun frustasi setengah mati. Apa Jessica menularkannya kepada Seohyun?

“Dimana Seohyun?” tanya Jessica.

Sehun menunjuk kamar mereka lalu memberikan kunci kamar cadangan kepada Jessica. “Dia sedang mengambek karena aku berencana kembali kerja hari ini. Karena dia, aku terpaksa cuti lagi. Kalau seperti ini terus, aku bisa dipecat!”

Jessica tertawa kecil seraya melangkah menuju kamar dimana Seohyun sedang mengunci dirinya. Sehun mengikutinya dari belakang.

“Daniel tidak marah karena ibunya ku pinjam saat ia libur musim panas, ‘kan?” canda Sehun.

“Tenang saja. Daniel dan Sooyoung bersama dengan Kris sekarang. Lagipula menjinakkan Seohyun sepertinya seru.”

“Noona, istriku bukan hewan peliharaan!”

Jessica berhenti, memutar tubuhnya untuk menatap Sehun dan tangan bertumpu di pinggangnya. Tak lupa alis kanannya diangkat untuk menggoda Sehun.

“Siapa yang bilang istrimu adalah hewan peliharaan?” seru Jessica.

Sehun menggaruk kepalanya. “Tidak ada sih. Tapi bahasamu itu!”

Jessica tertawa pelan seraya memutar tubuhnya kembali dan membuka pintu lalu masuk ke dalam kamar. Kali ini Sehun sudah tidak mengikutinya lagi.

***

Menghabiskan berjam-jam hanya untuk mendengarkan segala keluhan Seohyun membuat Jessica memikirkan sikapnya saat hamil dulu. Apa yang dilakukan Seohyun sekarang seperti dirinya dulu? Apa ini yang dirasakan oleh Seohyun yang selalu menjadi tempat Jessica mengeluh?

“Eonni, apa kau mendengarkanku?”

Jessica menoleh dan memasang cengiran polosnya. Melihat Seohyun cemberut, ia tahu ia membuat Seohyun marah.

“Aku hanya memikirkan apa kau kini seperti aku saat hamil,” ujar Jessica.

Seohyun menyilangkan tangannya. “Eonni jauh lebih parah dariku!”

“Benarkah?”

“Ya! Tapi mungkin karena kau mempunyai masalah besar makanya kau seperti itu. Apa Eonni bahagia sekarang?”

Pandangan Jessica menerawang. “Jika dibilang bahagia, ya aku bahagia. Namun tetap saja terasa ada yang kurang. Tapi sekarang jauh lebih baik. Setidaknya Soojung tidak salah paham lagi setelah aku menjelaskan semuanya. Hubunganku dengan Kris dan Luhan juga tetap baik-baik saja.”

“Akhir yang indah, hm?”

“Aku tidak bisa mengatakannya ini adalah akhir yang indah karena ini sangat tidak adil bagi Daniel dan Sooyoung. Tapi aku bisa bilang ini akhir yang jauh lebih baik dari akhir yang aku inginkan dulu.”

Seohyun menggigit bibirnya. Tidak seharusnya ia membuat Jessica bicara tentang ini. Itu hanya membuat wanita yang sudah dianggap sebagai kakak kandungnya itu sedih.

“Apa menurutmu Eonni kehamilanku akan baik-baik saja dengan emosiku yang seperti ini?” tanya Seohyun sambil mengelus perutnya, mengalihkan pembicaraan.

“Kehamilanmu akan baik-baik saja. Daniel dan Sooyoung adalah contohnya.”

Jessica dan Seohyun saling bertukar pandang lalu tertawa geli.

***

Hubunganku dan Kris bukan seperti seseorang yang mencoba untuk mengendarai sepeda yang mendapatkan banyak luka sebelum berhasil. Hubungan kami seperti berjalan di atas pecahan kaca. Semakin kami memaksakan untuk melanjutkannya, semakin dalam luka yang kami dapatkan, dan takkan ada kata berhasil.

Sementara itu, hubunganku dan Luhan seperti melayang di udara. Indah untuk dibayangkan tapi mustahil untuk dilakukan. Jika kami memaksakan bersama, itu hanya akan seperti kami berusaha membirukan langit senja. Segala usaha yang kami lakukan pasti akan sia-sia. Kami tidak ditakdirkan bersama.

Seharusnya aku menyadarinya sejak awal sehingga tidak seorang pun terluka. Seharusnya aku menyadarinya dari awal sehingga tidak seorang pun terjatuh sedalam ini. Seharusnya aku menyerah dari awal, karena semua ini tidak akan berhasil.

=== Calling Out ===

ENDING, KAWAN~ WOOHOO~~~ \^o^/

Maaf postingannya terlambat. Karena ada masalah dengan orangtua, aku ga bisa ke warnet. Jadi bergantung dengan kuota paket internet hp. Harus mikir berulang kali karena takut kuota abis sebelum waktunya lagi :<

Aku ga akan bercuap-cuap banyak di sini. Bagi yang mau baca cuap-cuapku tentang Calling Out, silahkan dibaca di sini ya.

Dan bagi kalian yang bertanya apa aku lolos snmptn atau engga, aku jawab “Engga”. Tapi tenang aja aku ga akan bunuh diri kok. Aku malah bahagia. Semacam doaku terkabul karena aku udah males banget belajar. Abangku (yang kebetulan lulus bareng aku) juga ga lolos jadi bahagia bertambah /plak/
This happens because Allah said “This is the best for you” and yes, this is the best for me. Happy holiday for me~ free year for this year~ fufufu. Doain aja ortu ga akan ngomel karena aku nolak abis-abisan buat ikutan sbmptn -.-

Terakhir, give me a comment juseyo. For the last time for Calling Out? :3

PS. Selanjutnya Thorn Love yang pengen aku selesaikan.

44 responses to “[Series] Calling Out — Chapter 12 :: The Ending

  1. yah, udah abis -.- tapi gapapalah, YOOHOO~! endingnya rada gantung gitu eonnie, gak sama luhan, gak sama kris. knp ga krissica aja? kan seru gitu 😀
    tapi tetep suka lah’-‘)b
    ditunggu ff lain ya eonnie~

  2. Waaah endingnya jessica ga memilih salah satu ya, di part ini jessica dh menyadari ya klo dy mencintai kris.pdhl ngarep kris n jessica bersama. Ada sedikit yg nganggu eon nieh, knp ga dijelasin sedikit mengenai respon danile stlh tau luhan adalah appanya.
    Ya wes, eon suka bgt sama ceritanya dr awal sampe endingnya. Dtunggu ya karya2 yg lain ya, gumawo n keep writing ya

    • yah maaf ya menghancurkan harapan kakak ._.v
      nah itu! kalo ending pake yang di cuap-cuap, ada tuh di situ. jadi daniel agak ga terima. nah kalo yang versi ini, aku ga mikirin lebih lanjut u.u

  3. aaah yura, aku bingung manggilnya apa rasanya aneh kamu kamu mulu xp

    pertama, kita senasib gak lolos snmptn. ada banyak bgt kok ya yg gak lolos, dan pintar enggak faktanya gak mempengaruhi lolos enggaknya. cuma hoki-hokian. fighting!

    well, ending ini jauh lebih baik dari yg aku bayangakan. setidaknya kris tetep hidup. gak pernah ada feeling kalo endingnya jessica milih sendiri err padahal aku udah mulai merelakan luhan sama sica;___;

    aku mau tepuk tangan dulu deh ya, adegan kris sica di rumah sakit, waktu sica bilang “aku akan melahirkan anak tercantik untukmu”, dan berlanjut saat sica bilang anak kita, itu ngena banget. gak tau deh dari semua part aku suka banget itu. awal perpisahan yang indah. karena sica udah mulai menganggap kris setelah sekian lama, jadi aku pikir kris pasti bahagia. and ofc perceraian bukan masalah ‘besar’ yg terpenting sica bahagia:3

    hubungan sica luhan yang akhirnya bisa bikin luhan bercanda direspon tawa sica juga ending yg baik buat mereka. so far sejauh ini luhan tetep jd orang yg bisa bikin sica tenang seneng saat ia sedih. yah, walaupun tetep tegang juga xp

    buat sehun seohyun finally kalian menikah *gantung diri*. aku masih gak terlalu dapet karakter sehun, gak bisa bayangin dia udah mau jadi bapak-bapak aah maaf~

    dari semuanya, aku penasaran sama perasaan daniel;;;; anak lucu itu apa kabar? dia udah tumbuh besar kan? gak tau deh perasaan dia gimana, tapi kalo ngeliat kris masih tetep sering ngunjungin sica, dan seolah mereka masih keluarga, bisa jadi dia baik-baik saja.

    where are minseok and tiff? sayang nih di akhir mereka cameo doang haha padahal krystal victoria muncul. dan ya, aku suka karakter krystal, agak mirip sica kan emosian hehe makanya nunjukin kalo mereka sodara.

    oke, sukseslah ff kamu ini. congrats!hehe ditunggu ff selanjutnya. ini masih ada dua bfr storynya kan ya? semangat:D

    • iya panggil aja aku yura~~ :3

      iya bener cuma soal hoki-hokian kalau smnptn. lagian aku malah bahagia loh ga lolos. aneh ya? muahaha

      walah banyak ya yang udah merelakan luhan sama sica ._. sepertinya udah pada hopeless soal kris. memang apa yang ku lakukan sampai pada hopeless gitu?

      yap scene itu sebagai petanda kalau perceraian ga selalu menjadi masalah besar dan sebuah kesedihan. itu bukti kalau mereka akan tetap baik-baik saja walaupun sudah bercerai nanti. dan aku bingung, kenapa kebanyakan orang suka scene haru seperti itu? padahal aku lebih suka pas bagian luhan ditampar XD /plak

      mungkin itu takdir hubungan mereka. luhan dan jessica hanya menjadi teman yang saling menghibur bukannya lebih. aku pikir itu yang terbaik bagi mereka.

      aaaaaaaaaaa maaf juga masih gagal kasih gambaran karakter sehun. jujur aja sehun yang bikin aku ngestuck sampai berhari-hari dan akhirnya ngebut selesai di hari senin sore setelah liat hasil snmptn. aku kecewa ga bisa dapet karakter sehun yang cocok.

      yah dia baik-baik aja. sebenarnya kalo aku ga ngebut selesainnya, aku mau jelasin perasaan daniel pas tau kalau ayah kandungnya itu luhan bukan kris. aku mau jelasin gimana perasaannya pas tau orangtuanya harus pisah. yah tapi ga bisa. waktunya terlalu mepet. nyesel udah janji bakal publish di hari senin -_-

      AH IYA!!! MINSEOK MIYOUNG~~ pada aku mau buat ending dimana para anak bermain bersama. tapi yah lagi-lagi karena ngebut, aku lupa masukinnya 😥

      sepertinya aku ga sanggup buat before storynya. agak gimana gitu mikirinnya. mungkin bakal aku lanjut ke sequel aja buat si kris. yang pasti bukan krissica

  4. hiiyyyyaaaaa…kenapa nggak jadi sama 22nya??? aku pengennya sama kris *sentil hidung yura :p
    oraang tua kris gitu banget sih,padahal kan anak mereka udah dewasa ini 😦 *tetep gal rela*
    seohyun ketularan sica 😀
    yah,,,,,ending ya ini? yang before storynya masih ada kan??? kalo udah publish call me :p
    ngga lulus malah bahagia!heheh…tapi emang semua ada jalannya sih ya, kalo dipaksain nnti malah nggak bener akhrnya 🙂

    • supaya pihak pro kris dan pro luhan sama-sama protes. ga cuma satu pihka doang yang rpotes. hahaha /plak
      tau tuh nyebelin banget orang tua macam gitu 😦
      before storynya ga sanggup aku lanjut >_____< hehehe
      aku malah bahagia ga lolos karena aku bisa main selama setaun. ga usaha belajar lagi. hehe .-.

  5. wahh akhirnya selesai!! Selamat fara!! >o<
    Aku udah baca cuap-cuap juga, tapi komennya aku jadiin satu di sini aja yaa 😉
    Menurutku kamu udah berhasil menggambarkan karakter sehun kok, kalo senangkepku dia itu manja tapi juga tau kapan harus bersikap dewasa, yah semacam itulah…
    Dan masalah ending, aku lebih milih ending yang ini… Meskipun akhirnya jessi harus jadi single parent, tapi seenggaknya ga ada yang harus mati 😉
    Oiya aku juga suka karakter daniel yg jadi dingin di ending satunya, berasa kaya jessica versi cowok…
    Sama vic juga, aku suka banget sama sifatnya dia yang unik, yah meskipun dia baru muncul di beberapa chapter terakhir tapi aku langsung jatuh cinta sama dia. Dia usil, tapi langsung berubah jadi care pas tau yixing kecelakaan..
    Krystal… Aku sedikit banyak tau gimana perasaannya dia karna aku juga punya adik. Meskipun biasanya ga akur tapi kalo dia punya masalah dan gamau cerita ke aku itu rasanya agak sedih juga…
    Kalo kamu mau bikin sekuel, aku tunggu. Kalo ga jadi bikin sekuel, aku tunggu thorn lovenya. Sama sebenernya aku lagi tergila-gila sama trust and lie mu, soalnya yg cheonsa team dulu kan belum selese, jadi aku berpindah hati kesitu hehe… :3
    Oiya satu lagi, kalo kamu ga ikut sbmptn taun ini, berarti kamu ikut taun depan?
    Yaudah deh, aku bingung mau ngomong apa lagi, kayaknya juga udah makan tempat banget ini komen… ._.v

    • hah? masa sih? aku malah merasa karakter sehun tuh ganti-ganti. ga konsisten (?) .-.
      iya. aku juga bosen harus mengakhiri sebuah ff dengan mematikan cast utamanya. udah cukup satu ff aja. ff lain ga boleh ikut (-__-;) wkwk
      karakter daniel di situ kece kan? apalagi dengan orangtua yang autis 😆 aduh rasanya pengen narik daniel buat dikenalin ke ortu terus lanjut ke pernikahan /plak
      aku juga paling suka sama karakter dia. dia itu orangnya abstrak. hampir ga bisa ditebak. dia itu bisa dibilang ga pedulian tapi care juga. kelakuannya juga unik lagi. menarik untuk mewarnai kehidupannya luhan yang mundung mulu. lol
      pasti setiap adik atau kakak bakal merasa seperti itu. apalagi di sini ceritanya hubungan jessica-krystal deket walaupun jarang ketemu. pasti nyesek banget
      thorn love pasti aku lanjut untuk menuhin janjiku kalau lulus UN. kalau sequel, aku ga janji. dan ff trust and lie, aku kesel sendiri. aku sering dibilang bengong lama-lama karena mikirin kelanjutan ff itu. sampe asik sendiri gitu. eh pas buka laptop malah ngilang mood untuk nulis. nyebelin -_-
      iya kemungkinan aku bakal ikut yang tahun depan. aku mau main-main selama beberapa bulan ini dan ikut bimbel setelah waktu main-main selesai. jujur, aku ngerasa kurang siap untuk ikut sbmptn. kamu gimana? dapet ga? 😮

      • iya, daniel kece banget!!
        pelan-pelan aja bikinnya, ntar moodnya pasti dateng sendiri kok :3
        kalo aku dari awal emang ga ikut snmptn dan sbmptn, aku udah dapet kuliah dari oktober kemaren hehe ^^

      • Sip sip. Sabar menunggu ya :3
        Ah andaikan papa terima beasiswaku, mungkin akan bernasib sepertimu. Sayang papaku terlalu ambisius sedangkan anaknya terlalu malas untuk berjuang 😐

      • hahaha XD Yah, namanya juga orang tua, pasti pingin yang terbaik buat anaknya :3
        emang dapet beasiswa di mana? Aku juga sama lo sama kamu… Karna aku terlalu males buat belajar, jadinya aku mutusin ga nyoba sbmptn dan ambil beasiswa hehe

      • yasudah, yang lalu biarlah berlalu… Siapa tau taun depan udah lebih siap dan bisa dapet universitas yang bagus, sesuai yang diinginkan… ^^

  6. daebakk…. akhir’a slesai jg ni ff onnie!!!
    akhir yg tdk indah tp lbih diktakn baik,
    kyak’a ending ni ccok bget sm jdul’a…
    ok dehc cm 1 yg reader hrap tetaplh brkry dgn ff author yg mnggumkn….
    see you…..

    thorn love comeback…
    ditggu loh thor

  7. ya allah endinya subhanallah deh far ‘_’)/
    wlo pun g happy ending sesuai kepinginan aku.. jessica n kris pada akhirnya g bnr2 bisa bersatu tp aku bnr2 puas sama endingnya.. g sia2 deh nunggu lama…

    oh ya kata2 di akhir cerita bikin aku nydar satu hal klo emang terlalu g adil klo jessica sama salah satu di antara luhan n kris 😦

    tp keren bgt cerita keseluruhan ceritanya bagusvdgn ending yg tak terduga2 XD
    like it so muchhh.. :*
    gag sia2 ya dirimu mikir ini ceritavpas UN kekeke~~
    daebak bgt far~ T^T
    aku bingung mau ngomong apa~ jujur g bisa diungkapin pkk kata2 tp knp aku baru nyadar nulis sepanjang ini #LoL XD

    jd kamu gagal smptn? keep fighting ya far… masih bny ksmptan kok…
    gi pula kamu jg msh kecil (?)
    aq bhkan lbh tua dr kamu tp msh kls 2 sma -_-”
    xixixi~
    fighting! :*

    • Adil kan? Berarti memuaskan dong :3 huehehe
      Yah abis ga tega juga kalo salah satu dong yang bahagia 😦
      Yaudah aku nyoba tahun depan aja biar kita bareng 😀 gimana?

  8. Baru sempet baca ._.
    akhirnya, jessica pun sendirian~ awas kalo sendiri diculik onyu /?
    seohyun ketularan jessica, sica bawa virus kemana-mana ~~
    kok tambah suka sama karakter kris, awaw
    thorn love? okelah. tapi hard to say i love you jangan dilupakan :3
    tanya, pinnochio mannequin lanjut gak?

    • wah baru tau onyu suka nyulik janda .-. /plak
      virus jessica mengerikan. jangan-jangan nanti kalo krystal hamil juga kayak jessica lagi. duhduhduh
      hard to say i love you aku lanjut kalo ada feel ya ‘-‘
      pinnochio mannequin entahlah. udah kelamaan jadi lupa ceritanya gimana ._.

    • end… beneran end. awalnya pingin sica sm kris sih, tapi luhan.. arghhh yaudah gpp kesini2 malah mending gausah sm dua2 nya kalo engga nikahin deh dua2nya -___-
      nangis sih masa baca yg krissica ngobrolin cerai. ‘anak kita?’ hadeeh nyeseek
      luhan di panggil tiga kali berasa apa yaa? kikikiiik~ sehun mau jadi ayah eciyeee, anaknya putih kaya gmn itu nanti o.O sedih yaa beneran endchap ini hikseeeu

      knp nolak sbmptn far? trs jadinya mau lanjut kemana?
      soriii yaa kudet baru komen-____-

      • yah ini semua adalah yang terbaik. ahay~ tapi serem kali kalo jessica nikah sama dua-duanya -_,-
        pukpuk ya yang nangis :’3
        luhan kan hantu. makanya kalo dipanggil 3 kali langsung muncul. 😆
        tau tuh nanti anaknya sehun seputih apa. orangtuanya sama-sama putih banget gitu 😐

        aku ga tau mau lanjut kemana. pengen liburan setahun aja dulu sebelum kuliah :3 hehe

  9. akhirnya selesai juga, tapi kok saya jadi nyesek gini, yah? *usapmata
    pilihan yang baik! meski sedikit tidak suka, tapi saya juga tidak bisa memungkiri bahwa keputusan Sica jadi single parent adalah keputusan yg paling tepat! ^^

    sukses terus deh buat mbak fara :DD

  10. wuih, akhirnya ff sinetron ini tamat….
    yah, jess ngga sama siapa siapa. sama abang aku gimana jess? mau ngga? 😆
    eit, ciyeeeeeeee yang mau jadi bapak….. baby nya pasti lucu deh. moga aja nurun sifat seohyun semua, kalo sifatnya sehun? oh nooooo
    sori ya baru komen. sejak pulsa abis buat internetan.

    cie yang girang banget ngga lulus snmptn?
    Thorn Love? oke deh aku tunggu…..

    • haha iya akhirnya ff sinetron ini tamat juga XD
      widih anda berubah jadi agen jodoh ._.
      haha emang sehun kenapa? wkwk
      iya setidaknya akhirnya kau komen 🙂

  11. Endingnya gk kebaca ama pikiranku, kirain si kris bakalan meninggal dan akhirnya jessi bahagia hidup dgn luhan ternyata aaaahhhh keren lah walupun agak nyesek tp itulah sensasi ff ini 🙂

    • ahai , pemikiran ku juga sama lo . aku juga ngirain begitu . kukira kris meninggal dan jessie bakalan sama lulu . tapi keren kok thor

  12. ending dan oh, orang tua kris kejam!!
    baru aja kris dapet cintanya jessica
    baju aja kris bahagia sama jessica
    baru aja gue memimpikan mereka happy ending dan byarrr
    kenapa mereka harus cerai??hiks
    biarlah. at least, jess tidak berakhir bersama luhan haha
    penyakit hamil jessica nular ke seohyun wakaka
    ngga bisa ngebayangin maknae polos itu berubah jadi buas/?
    dari lubuk hati paling dalam, saya masih ngga terima sama endingnya thor. saya masih mengharapkan krissica hiks tapi yasudah hikks
    terus berkarya yah:)

  13. hwaaa akhirny selesai 1000+ jemol buat lo ching’-‘ kerennnn aku suka banget!!

    chukkae eap seohun OuO hwaaa sica eon kshn ;______; knp ga HanSica aja elah u,u

  14. hmm sebenernya agak kecewa sih sama endingnya, ga sesuai sama yg diharapkan tp emg semua cerita ga selalu berakhir dgn happy ending kan thor? keep writing ya thorr

  15. Jessica… satu kata buat dia, mantap!!! walaupun sya ttp mengharap jessica ntar sama kris, tapi bgmanapun keputusan jessica adalah yg terbaik. Tapi sya kasian nih yura-nim, sama daniel & sooyoung, ntar kalo gede bgung pgl yg 1 pake papa yg 1 pake daddy lol.

    Nice ff.
    terus berkarya yaaa 🙂

    • Yap terkadang perpisahan itu ada yang untuk kebaikan semua orang :3
      Wkwk 😆 jujur, itu yang aku pikirin. Asik kali ya kalo 1 dipanggil papa dan 1 dipanggil daddy. Belum lagi kalo kris, jessica dan luhan nikah sama orang lain. Nambah deh tuh orang tua XDD

  16. fyyuuuuhhh… akhirnya selesei juga aku bacanya….
    gimana bisa sebagus ini ya…
    nemu ide dari mana eon …? *author : nemu?*
    daebak bgt ceritanya… konfliknya juga dapet….
    aku tau ff ini dari temenku…
    katanya bgus bgt…
    langsung deh aku googling…
    eh ternyata bener…
    makin beruntung lagi karena ff.nya g di pasword…
    cz, biasanya ff yg chapter nya bnyak, sma autrornya di pasword…

    sukses deh buat eonii…
    aku tunggu karya lainnya ya eon…

  17. yuhu!!~ akhirnya… ,ffny bgs bngt sumpah… konflik2 gitu….. hahahaha^^ bhsaku jlk bngt^_^ gilaa.. ff yg pling bgs yg prnah ku baca…. tp aq gk suka endingny.. tp semua capterny bgs! akusukaakusuka!! hahah

Leave a reply to amanda esa damayanti Cancel reply