[Oneshoot] Sleeping Beauty

Author : Lee Hyura

Title : Sleeping Beauty

Genre : Angst, Romance, Friendship

Length : Oneshoot

Cast :

–          Lee Hyura (OC)

–          EXO Tao

–          EXO Chanyeol

–          EXO Kyungsoo

–          APink Namjoo

Note : cerita ini terinspirasi langsung dari temen yang pacarnya mengidap sebuah penyakit yang bernama Sleeping Beauty Syndrome atau yang sering dikenal sebagai Keilen-Levin Syndrome. For my friend, be strong ╥.╥


=== Sleeping Beauty ===

Seorang remaja laki-laki berusaha berlari secepatnya menuju gerbang sekolahnya. Yap, dia terlambat. Terlambat untuk pertama kalinya. Dia merasa kesal dan takut disaat yang bersamaan. Tentu saja, dia bisa sekolah di sana karena beasiswa. Dia merasa kesal dan takut karena mungkin saja keterlambatannya ini bisa mempengaruhi beasiswanya. Jika bukan karena beasiswa, mungkin dia lebih baik tetap di kamarnya tanpa memikirkan apapun tentang sekolah.

“Huang Zitao. Kau itu murid yang dapat bersekolah disini karena beasiswa, kan?” gumam sang satpam dengan nada menyindir.

Huang Zitao atau yang sering dipanggil Tao itu mendesis. Lagi-lagi, jika bukan karena beasiswa, mungkin dia sudah memanjat pagar lalu menyudutkan satpam itu. Ia tidak pernah mau direndahkan oleh orang lain. Apalagi yang derajat—yang menurutnya—lebih rendah darinya. Tapi dia memilih untuk diam dan menunggu kata-kata lain keluar dari sang satpam lalu terbukalah gerbang besar didepannya itu.

Tapi sebelum satpam itu membuka mulutnya kembali, klason sebuah mobil mewah mengganggu mereka. Tao mengernyit, menebak siapakah yang ada di dalam mobil. Pasti guru, pikirnya. Tapi ia salah. Seorang siswi keluar dengan seragam dan atribut lengkap. Rambut panjang hitam agak bergelombangnya tergerai dan dihias sebuah bando warna biru laut. Tapi mata Tao tertuju kepada kalung kunci dengan tali hitam. Benar-benar tidak terlihat mahal dan mewah.

“Mianhae, aku terlambat lagi. Lain hari aku akan berusaha bangun secepatnya,” seru gadis itu sambil membungkuk rendah. Ia benar-benar terlihat menyesal.

Satpam itu tersenyum canggung. Ia segera membuka gerbang itu lebar-lebar. Padahal dari yang Tao dengar dari ucapan gadis itu, gadis itu sering terlambat. Tapi kenapa ia masuk dengan mudah? Oh, pasti karena gadis orang kaya raya dan orang Korea. Tao mendecak sinis. Di negara ini, orang pribumi memang nomor 1. Terkadang Tao menyesal menerima beasiswa sekolah di sekolah terbaik di Korea Selatan itu.

“Gamsahamnida~ nanti akan ku kirimkan makan siang untuk tuan,” girang gadis itu.

Satpam itu mengibaskan tangannya cepat. “Jangan memanggilku seperti itu, nona. Aku tidak pantas.”

Menjijikan, desis Tao dalam hati. Dia segera masuk ke dalam area sekolah tapi dijegat oleh satpam itu. Tao menatapnya tajam. Apa maksud satpam itu? Memperbolehkan gadis itu masuk namun tidak untuknya? Ini semakin terasa tidak adil!

“Hei, pak! Dia temanku. Jangan dilarang,” seru gadis itu cepat.

Satpam itu segera melepaskan tangan Tao dan membungkuk pada Tao. Tao mendengus. Ia segera berlari ke kelasnya tanpa mengatakan apapun. Dia sibuk berdoa agar guru di pelajaran pertama belum datang.

>>>

“Tumben sekali kau terlambat! Biasanya kau itu masuk ke sederet murid yang datang paling awal. Untung saja kau anak kesayangan Han sangsaenim,” celetuk Kyungsoo sambil memberikan Tao segelas milkshake.

Tao mengangkat bahunya, “Tadi pagi mataku benar-benar masih berat akibat belajar sampai jam 2. Mungkin itu yang membuatku sussah dibangunkan.”

“Tapi kau bisa melewati gerbang secepat itu! Hebat,” seru Chanyeol.

“Itu semua karena seorang gadis kaya raya yang sok juga terlambat. Dia membantuku masuk,” jawab Tao sambil menyesap milkshakenya.

“Artinya dia baik bukan sok,” ralat Kyungsoo cepat.

“Dia sok! Semua orang kaya memang seperti itu,” balas Tao tak kalah cepat.

“Aku baik!” protes Kyungsoo. Kyungsoo memang bergelar anak ketua yayasan sekolah itu. Pastinya dia salah satu anak berkuasa dan kaya raya. Tapi dia tidak tertarik untuk berteman dengan murid-murid ‘berkuasa’ lainnya.

Tao melirik sahabatnya itu, “Oh ya?”

“Yah! Kembalikan milkshake itu kalau begitu!” kesal Kyungsoo.

“Kau itu..” Tao mendesis. Kata-katanya terhenti saat melihat Chanyeol hendak pergi membawa gelas milkshakenya. Mungkin karena takut Kyungsoo akan meminta miliknya juga karena Kyungsoo lah yang membeli semua itu. “Kau mau kemana?” cibir Tao.

Chanyeol langsung kembali duduk disamping Kyungsoo. Dia menggeleng cepat. Sedangkan Kyungsoo meliriknya bingung.

“Tidak kemana-mana. Sungguh!” tegas Chanyeol kepada Kyungsoo. Kyungsoo hanya mendesah.

“Kyungsoo!”

Ketiga orang itu menoleh serentak saat mendengar sebuah suara memanggil Kyungsoo. Seorang gadis berlari menghampiri meja mereka.gadis itu yang menyelamatkan Tao tadi pagi. Tao mendesis sambil bertingkah seakan sibuk dengan milkshakenya. Dalam hati, ia sibuk meruntuki dirinya. Dia tidak bisa mengelak bahwa gadis itu memang manis dengan rambut panjang bergelombangnya. Rambutnya seperti barbie.

“Kyungsoo, bisa kau ajarkan aku pelajaran ini? Aku tidak mengerti~” gerutu gadis itu.

“Hyura, panggil aku oppa. Jika tidak, aku tidak akan mau mengajarkanmu!” ancam Kyungsoo.

Gadis itu –Hyura, merengut. “Tapi aku sudah terbiasa memanggilmu seperti itu.”

“Hyura~”

“Kyungsoo oppa, bantu aku!” seru Hyura cepat.

Kyungsoo tersenyum penuh kemenangan. Dia segera merebut buku yang dibawa oleh Hyura. Pelajaran yang dimaksud oleh Hyura sudah ditandai. Jadi memudahkan Kyungsoo untuk membuka buku itu langsung ke babnya. Kyungsoo membacanya perlahan. Sedangkan Hyura melirik Tao dan tersenyum. Gadis itu melambai pada Tao.

“Annyeong,” sapa Hyura.

“Annyeong,” balas Chanyeol.

Hyura menoleh kaget. Ia menyapa Tao tapi orang lain lah yang membalasnya. Apalagi orang itu adalah Chanyeol. “Oh ada kau juga, oppa!”

Chanyeol mendesis, “Hei, apa maksudmu?”

Hyura menyengir tipis, “Aku tidak melihatmu tadi.”

“Apa aku kurang besar?”

“Mungkin,” sahut Hyura asal.

“Oh ini!” seru Kyungsoo tiba-tiba yang membuat semua perhatian terpusat padanya.

“Kau mengerti?” tanya Hyura penuh harapan.

Kyungsoo menggeleng, “Tidak..”

Tao mendesis lau merebut buku itu. Dia membacanya sekilas dan berusaha memutar otak untuk mengingat pelajaran 2 tahun yang lalu. Dia memang di kelas tahun terakhir. Dan sepertinya Hyura adalah tahun pertama. Dia tersenyum tipis. Tanpa ia sadari, ia menarik tangan Hyura agar duduk disampingnya dan mulai menjelaskan dengan cara yang lebih mudah.

>>>

Hyura tersenyum tipis saat akhirnya ia bisa mengerjakan soal di papan tulis dengan cepat dan tepat. Semua bertepuk tangan padanya. Padahal siswa terpintar dikelas itu saja tidak berhasil memecahkan soal dari Goo sangsaenim. Goo sangsaenim tersenyum bangga.

“Siapa gurumu, Hyura-ya? Dia hebat bisa membuatmu pintar,” seru Namjoo –sang ketua kelas.

Tentu saja semua takjub. Hyura bukan anak yang cerdas. Dia termasuk ke deretan anak-anak terbodoh di sekolah itu. Apalagi karena penyakitnya yang membuatnya tidak bisa konsentrasi penuh. Penyakitnya yang membuat Hyura harus mengulang kelas dan menjadi murid tertua dikelasnya.

“Huang Zitao,” jawab Hyura dengan penuh kebanggaan.

Kelas itu langsung berisik saat mendengar nama itu. Hyura mengernyit bingung. Sepertinya nama itu tidak asing bagi mereka. Tapi bagaimana bisa? Hyura saja baru kenal Tao hari ini. Ternyata terlalu banyak yang ia lewatkan.

Hyura segera berlari ke kursinya saat Goo sangsaenim menyuruhnya untuk duduk. Tapi tiba-tiba matanya memburam. Otot leher dan kakinya melemah. Jika teman-teman disekitarnya tidak tanggap menangkap tubuhnya, kepalanya sudah membentur meja. Hyura kehilangan kesadaran.

>>>

Ketidak adanya Hong sangsaenim, membuat jam pelajarannya di kelas Tao menjadi jam kosong. Semuanya bersorak senang. Tao juga senang. Dia memanfaatkan jam kosong itu untuk tidur. Tapi kelasnya terlalu berisik. Ia memutuskan untuk tidur di ruang kesehatan. Lagipula Tao sudah kenal baik dengan dokter sekolah itu.

Tao terkejut saat melihat beberapa murid masuk ke dalam ruang kesehatan sambil mengangkat seseorang. Pasti ada yang pingsan. Tapi siapa? Tidak mungkin ada siswa yang pingsan begitu saja, kan? Karena ia tahu tidak ada siswa yang dihukum untuk berdiri ditengah lapangan sampai berjam-jam.

Saat murid-murid itu keluar dari ruang kesehatan, barulah Tao masuk ke dalam ruang itu. Dokter Park tidak terlihat di kursinya. Mungkin sibuk dengan orang yang pingsan itu. Tao tidak mau ambil pusing. Ia mengambil kasur yang di pojokan ruangan. Setiap kasur disana hanya dipisahkan dengan tirai. Jadi Tao bisa mendengar suara panik dokter Park.

“Astaga bagaimana bisa kambuh lagi? Bukannya sudah 2 bulan ini tidak kambuh?” panik dokter Park.

Tao mendesah. Ia menggunakan bantal di kasur itu untuk membekap kepalanya agar ia tidak mendengar kata-kata lainnya dari dokter Park. Tapi ia mengembalikan posisi bantal itu ke bawah kepalanya karena tidak nyaman. Dia mendengar dokter Park sedang menelpon seseorang.

“Ne, sepertinya penyakit Hyura kambuh..”

Tao terbelalak. Hyura?

Next day.

Bel pulang disambut dengan sorak-sorai bahagia di kelas itu. Tao melirik Kyungsoo dan Chanyeol yang sedang merapikan barang-barang mereka dengan cepat. Tidak biasanya dua orang itu terlihat terburu-buru. Tao segera merapikan barang-barangnya dengan asal dan menyusul kedua sahabatnya saat melihat mereka berlari keluar kelas. Bahkan 2 orang itu tidak mau merepotkan diri untuk berpamitan pada Tao.

“Hei, tunggu!” teriak Tao.

Mendengar teriakan Tao, Kyungsoo dan Chanyeol berhenti dan menoleh. Mereka menepuk kening mereka bersamaan. Mereka baru sadar mereka melupakan Tao. Kyungsoo dan Chanyeol berlari ke arah Tao lalu menariknya menuju parkiran.

>>>

Mobil Kyungsoo berhenti di halaman depan pintu utama sebuah rumah sakit dipusat kota Seoul. 3 orang itu turun. Tao hanya mengikuti Kyungsoo dan Chanyeol. Mereka pergi ke lantai 5 dengan lift lalu menuju sebuah kamar VVIP di rumah sakit itu. Tao bisa mendengar suara yang tidak asing sedang merengek ingin pulang. Dan benar saja, saat Tao memasuki ruangan itu, ia melihat Hyura sedang merengek pada seorang wanita lanjut usia yang diyakini Tao adalah ibu Hyura. Melihat kedatangan mereka bertiga, Hyura berhenti merengek dan menyambutnya dengan senyuman lebar.

“Annyeong~” sapa Hyura sambil melambai kepada mereka.

Kyungsoo dan Chanyeol langsung memeluk Hyura cepat. Hyura berteriak kaget karenanya. Sedangkan Tao hanya terdiam di tempatnya. Ia tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Dia tersentak saat Hyura menatapnya. Hyura tersenyum.

“Kuda poni~” gumam Hyura. “Tao sunbae, apa kuda poni itu untukku? Manis sekali! Memang pihak rumah sakit membolehkanmu membawa kuda poni?”

Tao menahan nafasnya. Kuda poni? Tapi aku tidak membawa apapun!, pikirnya. Dia segera melihat ke sekelilingnya. Tidak ada apapun. Chanyeol meringis pelan. Dia menghampiri Tao dan membawanya keluar dari kamar itu. Tao hanya mengikuti Chanyeol.

“Hm..” Chanyeol terdengar ragu. “Intinya kau jangan pikirkan kata-kata Hyura tadi. Dia hanya berhalusinasi. Dia memang sering seperti itu.”

“Memang ada apa dengannya?” tanya Tao.

Chanyeol menarik nafas dalam. “Dia.. mengidap sebuah penyakit langka yang membuatnya tidak bisa berkonsentrasi, halusinasi, bahkan depresi saat tersadar.”

“Hmm..” Tao menanggapinya dengan gumaman tanda dia mendengarkan Chanyeol.

“Namanya Kleine-Levin syndrome. Aku yakin kau tahu apa itu.”

Tao menggigit bibirnya. Jelas ia tahu penyakit apa itu. Penyakit yang langka. Biasanya penyakit itu menyerang anak kecil berumur 8-12 tahun atau pria. Tentu saja kalau anak kecil yang menderitanya, bisa hilang secara perlahan. Tapi ia yakin Hyura bukanlah anak kecil. Dia sudah remaja. Tao tidak tahu yakin penyakit itu akan hilang.

“Terakhir, ia tidur sampai 3 bulan. Lalu setelah itu tidak pernah kambuh. Tidak pernah kambuh sampai 2 bulan terakhir ini sampai kemarin. Dia tidur dari jam 11 siang kemarin sampai 4 sore hari ini,” lanjut Chanyeol.

Tao hanya diam. Dia baru menyadari Chanyeol membawanya ke taman rumah sakit. Mereka duduk di sebuah kursi. Chanyeol menarik nafas dalam.

“Dia adalah teman kecilku dan Kyungsoo. Dari kecil, kami selalu bertiga kemana pun. Sampai akhirnya gejala-gejala itu muncul dan Hyura dilarang untuk keluar dari rumahnya selain untuk sekolah,” ujar Chanyeol panjang lebar.

“Kami semua kira penyakitnya mulai menghilang hingga akhirnya ia didaftarkan di sekolah kita. seminggu yang lalu, dia resmi menjadi murid sekolah kita. Yah walaupun dia terlambat di hari pertamanya. Dan akhirnya penyakitnya kambuh kemarin,” tambah Chanyeol lirih.

Kini Tao tahu kenapa ia baru melihat Hyura. Bukan karena ia tidak bergaul dengan adek kelas. Tapi karena memang Hyura anak baru di sekolahnya.

“Biaya pengobatan pasti mahal,” gumam Tao.

Chanyeol terkekeh kosong, “Tidak selama pemilik rumah sakit ini adalah orangtua Hyura.”

>>>

Hari ini, entah kenapa, Tao menginjakkan kaki di lantai kamar rawat Hyura. Ruangan itu sangat hening. Dengan takut, Tao melangkah semakin ke dalam. Ia melihat sosok Kyungsoo yang tertidur di sofa dan Hyura yang tertidur di kasurnya. Setelah meletakkan puket bunga di meja samping kasur Hyura, dia segera pergi dari kamar itu. Tapi sebuah suara menghentikan langkahnya. Tao berbalik.

Hyura…

“Hei, sunbae! Kenapa pergi?” seru Hyura.

Tao mendekat dengan canggung.

“Aku hanya ingin melihat keadaanmu dan Kyungsoo,” jawab Tao. “Chanyeol yang mengatakan padaku bahwa Kyungsoo ada disini,” tambahnya cepat.

Hyura membulatkan bibirnya tanda mengerti. Dia tersenyum lalu turun dari kasurnya. Melihat itu, Tao menjadi kelabakan.

“Apa yang mau kau lakukan?” tanya Tao.

“Temani aku pergi. Kau mau?” balas Hyura.

>>>

Namsan tower. Disini lah mereka berada sekarang. Setelah Hyura mengganti pakaian dan meminta izin pada dokter dan Kyungsoo, Hyura menariknya pergi ke Namsan Tower dengan bus. Sebenarnya Kyungsoo meraung-raung ingin ikut. Tapi Hyura menolaknya tegas. Sedangkan Tao hanya mengiyakan tanpa ikut campur akan hal lainnya.

“Kenapa kau tidak mau Kyungsoo ikut?” tanya Tao yang akhirnya memecahkan keheningan diantara mereka.

“Karena Kyungsoo itu cerewet. Jika dia ikut, aku tidak akan bebas,” jawab Hyura.

“Kenapa aku?”

“Karena ku pikir kau orangnya tidak akan seribet Kyungsoo dan Chanyeol.”

“Hyura—“

“Berhentilah bertanya.”

Tao terdiam lalu menghela nafas panjang. Dia memilih untuk mengikuti kata-kata Hyura –lagi. Walaupun handphonenya di dalam saku celananya bergetar tanda ada telepon masuk. Ia yakin telepon itu dari Kyungsoo atau Chanyeol.

“Kau pikir, apa aku bisa sembuh?” tanya Hyura menerawang.

Tao melirik Hyura sejenak lalu mengikuti arah pandangan Hyura. “Tentu saja.”

“Kapan?”

“Secepatnya?” Tao menjawabnya dengan ragu.

Hyura merengut, “Kau kan pintar. Kenapa ragu?”

“Aku bukan dokter.”

Hyura terkekeh. Tao meliriknya bingung.

“Wae?” tanya Tao.

“Saat aku sembuh nanti, temani aku ke kotamu, ya. Aku tidak pernah ke China,” cetus Hyura.

Tao mengernyit sejenak lalu tersenyum tipis. Dia hanya mengangguk pelan.

>>>

Perjalanan menuju kembali ke rumah sakit lumayan sunyi. Itu karena mereka pulang saat malam hari. Tidak banyak orang yang menaiki bus menuju pusat Seoul. Hyura sibuk bercerita banyak hal tentang Kyungsoo dan Chanyeol. Yah walaupun itu hanyalah tentang masa kecil mereka karena Hyura tidak ingat masa-masanya sebelum ia tidur selama 3 bulan itu. Dia sendiri terkejut saat melihat Kyungsoo dan Chanyeol sudah besar. Keterkejutannya bertambah saat ia baru sadar tidak hanya kedua sahabatnya, tapi dia juga sudah tumbuh menjadi seorang remaja.

“Jadi karena itu, Kyungsoo mengejar Chanyeol. Aku ingin mengejarnya. Tapi Chanyeol malah menyuruhku untuk tetap duduk menonton tv agar aku bisa tahu bagaimana akhir film itu. Aku dipaksa menonton film itu selama ia kabur dari kejaran Kyungsoo! Aish,” cerita Hyura.

Sedangkan Tao terkekeh pelan membayangkan bagaimana scene-scene itu terjadi. Sebenarnya itu tetap terjadi sampai sekarang. Tao tidak menyangka kebiasaan Kyungsoo dan Chanyeol memang sudah seperti itu sejak mereka kecil.

“Lalu..” Hyura terdiam seperti menahan sesuatu. “Aku. Hoam~” Hyura terkejut saat ia gagal menahan diri untuk menguap.

Hyura terkekeh sedih. Dia memilih untuk diam dan menatap pemandangan kota Seoul diluar sana. Tao menghela nafas. Pasti Hyura benar-benar tersiksa karena penyakitnya. Tiba-tiba Tao merasa bahunya berat. Dia meliriknya. Hyura tertidur dengan kepala bersandar di bahu Tao.

>>>

“Tao! Hyura!” seru Kyungsoo dan Chanyeol heboh saat melihat Tao yang datang sambil menggendong Hyura dipunggungnya.

Mereka berdua segera membantu Tao untuk mengangkat Hyura dan membaringkannya di atas kasur. Seorang suster datang dan langsung memeriksa keadaan Hyura. Setelah selesai memeriksa Hyura, suster itu keluar. Tak lama, suster itu kembali dengan dokter Kim. Dokter Kim segera memeriksanya lebih lanjut.

“Kim uisanim, apa periodenya sudah datang?” tanya Kyungsoo.

Dokter Kim terbatuk pelan lalu mengangguk, “Sepertinya.”

“Kira-kira berapa lama kali ini?” tanya Chanyeol.

“Entahlah. Menurut pengecekan terakhir, mungkin kali ini akan lebih lama dari sebelumnya,” jawab dokter Kim. Sedang suster di dekatnya mulai memasangkan infus pada Hyura.

Setelah semua pemeriksaan itu selesai, dokter Kim dan suster itu keluar. Tao menghampiri Hyura dan menggenggam tangan Hyura. Dia mendekat ke arah telinganya. Kyungsoo menahan Chanyeol yang hendak menarik Tao.

“Cepatlah bangun dan sembuh. Akan ku tepati janjiku,” bisik Tao.

Dan mungkin karena Hyura mendengarnya, Hyura menggenggam tangan Tao erat.

A few month later.

“Aku diterima di universitas Hanyang!” seru Chanyeol bangga.

“Aku di universitas Dongguk,” sahut Kyungsoo tak bersemangat sambil menatap layar laptopnya.

Chanyeol menyikutnya, “Dongguk lebih baik dari Hanyang. Harusnya kau bangga!”

“Tidak juga. Aku terpisah darimu,” gerutu Kyungsoo. “Bagaimana denganmu, Tao?”

Tao mendengus, “Kyunghee.”

Chanyeol mendesis kesal, “Kenapa kalian seperti itu? Univertas kalian adalah yang terbaik! Kenapa tidak senang?”

“Entahlah,” jawab mereka berdua.

“Tapi setidaknya aku senang dengan Kyunghee. Kampusnya mengingatkanku pada kerajaan yunani,” kata Tao asal lalu tertawa.

“Yep, keren,” timpal Kyungsoo.

“Ayolah~ kita bisa bertemu setiap akhir pekan!” seru Chanyeol.

“Tidak juga,” sergah Tao. “Aku tidak tahu orangtuaku akan membiarkanku tetap di Seoul atau kembali ke Qingdao.”

Kyungsoo dan Chanyeol langsung melemas. Jiwa mereka seperti tergantung di atas kepala mereka. Mereka bertiga meletakkan kepala di atas meja dengan lemas sambil menghela nafas kasar.

“Hei.. hei! Kenapa semuanya lemas?”

Sebuah suara yang tidak asing bagi mereka membuat mereka segera menegakkan badan dan menoleh ke arah suara. Hyura. Mereka bertiga mematung ditempatnya dan berusaha menegaskan mereka tidak sedang bermimpi.

“Hyura-ya!!” seru Chanyeol dan Kyungsoo sambil berlari dan memeluk gadis itu.

Hyura berteriak kesal. Dia meminta untuk dilepaskan. Tao yang tadinya hanya terdiam pun bangkit dan mencoba melepaskan 2 sahabatnya yang masih enggan melepaskan pelukan mereka. Dan akhirnya Hyura berhasil bebas.

“Hyura sudah bangun sejak 3 hari yang lalu. Kami sengaja menyembunyikannya untuk menjadi hadiah kalian,” jelas kedua orangtua Hyura yang berdiri dibelakang anaknya itu.

Ketiga pria itu membulatkan bibir sambil mengangguk mengerti. Sedangkan Hyura terkikik geli.

“Aku benar-benar tidak menyangka kalian sudah sebesar ini. Sudah akan menjadi mahasiswa lagi~ Jika bukan karena orangtuaku sudah menceritakan semua hal yang terjadi pada kalian selama aku tertidur, mungkin aku tidak akan mengenali kalian!” seru Hyura.

Deg.

Mereka semua tahu apa ini. Kyungsoo dan Chanyeol sudah pernah melewati hal ini. Tidur selama 5 bulan memang benar-benar berdampak besar. Apa memori selama 2 bulan ia sadar sebelumnya terhapus? Tao mengepalkan tangan.

“Oh ya, siapa dia?” tanya Hyura sambil melirik Tao.

Sebuah pertanyaan yang paling tidak ingin didengar oleh Tao. Kyungsoo dan Chanyeol menatap temannya sedih.

“Annyeonghaseyo. Kau bisa memanggil Tao. Seseorang yang sudah berjanji akan menemanimu ke China,” kata Tao dengan senyum lebar.

Hyura hanya mengernyit tidak mengerti. Tapi tak lama, senyuman mengembang.

“Penuhi janjimu.”

=== Sleeping Beauty ===

Akhirnya aku buat juga ff Tao-Hyura. Tao emang bias saya. Yah bisa dibilang selingkuhan saya XD /digeret Siwan
Omg, I know it’s suck! Ceritanya aneh. Romance ga kerasa. Tapi yah gitu deh.
Ngetik ini tuh nyesek sendiri karena sambil mikirin perasaan temenku T^T
Dan untuk ffku yang lain, ini lagi berusaha diselesaikan chapter selanjutnya. Soalnya selama puasa, saya mau hiatus dulu. Klub lagi ribet karena anak baru bejibun u,u
Yang mau follow saya, silahkah follow @Thesky_22. @Angelteuk_22 sudah saya deact.
Sampai ketemu di ff selanjutnya sebelum hiatus ^.^/

11 responses to “[Oneshoot] Sleeping Beauty

  1. aduuh baca ini langsung mewek! ><
    kesian banget sumpah. apalagi yang pas hyura lupa sama tao. gak kebayang gimana rasanyaa -faint-
    sayang gak ada sekuel u.u

  2. enggaaa, ini engga suck sama sekali tauuu. menyentuh bangeeeet, apalagi pas mereka ke namsan tower, pas hyura cerita ke tao. trus sama pas hyura lupa kalo dia pernah kenal sama tao. itu, luar biasa sedih. nendang banget deh kalo jadi tao -_-
    ff-nya aku sukaaaa. buat lagi yaaaah hehehe. fighting! ^_^

    • tapi tuh kayaknya ceritanya gimanaaaa gitu -_-
      saaangggaaatttttt ~~~ tao please tetep hiduplah kau(?)
      aduh hikseu sumpah speechless. ga nyangka semua reader reaksi pada gini ;A; huaaaa hadiah sebelum ramadhan dateng u.u

  3. salah satu alasan aku tertarik baca ini karena liat cast nya Tao sama Kyungsoo ^o^ ceritanya bikin gregeeeet meski di ending Hyura ga inget sama Tao. aaah so sweet waktu Hyura udah mulai tidur. 😀

    • eh? bias ya? hehehe ._.
      gregetan? o.O tapi ending gantung ya? u.u
      cocweet dong harus. kalo ga ada cocweetnya. saya diinterogasi abis-abisan karna berani masukin romance ke genrenya tapi cerita ga romance amat -_-

  4. cia , tao my bias in exo ><
    tao , kai , luhan , itu 3 best di exo menurut q .
    knp tao exo m knp g exo k aj *lah jd bhas exo bkn ff -..-
    ok srius . secara keseluruhan ok , tp endingnya ud ketebak pasti dia lupa ma tao karna ada penjelasan ditengah , jd kalo menurutku ada baiknya cerita yg ud ke ungkap di tengah di bedain sm akhirnya biar jd misteri (?) . hhe sekian dhe komen absurd sy 😀

Leave a reply to Lee Hyura Cancel reply