[Ficlet] Oh!

Author : Lee Hyura

Title : Oh!

Genre : Angst, Fluff, Romance

Rating : PG

Length : Ficlet

Main Cast :

–          SNSD Jessica

–          EXO Kris

Note : judulnya ‘Oh!’ karena ini songfic lagu itu. Tapi karena kalo dipikir-pikir kisah ini agak mirip dengan maksud lagu itu. Aku tidak tahu kenapa buat ficlet ini. Yah jadi… nikmati saja lah. Hehe

=== Oh! ===

Aku keluar dari ruangan kelas drama dengan helaan napas lega. Bagaimana tidak lega? Aku memasuki ruangan dengan perasaan tidak enak. Mungkin aku akan terpilih sebagai salah satu pemain di drama musikal kampus yang akan digelar awal tahun. Sungguh, aku tidak mau. Aku lebih ingin bekerja di belakang layar. Tapi ternyata aku menjadi kru tambahan. Syukurlah.

“Sooyeon noona!” panggilku sambil menepuk bahu salah satu seniorku yang menjabat sebagai tutorku juga kali ini, dia baru saja keluar dengan terburu-buru dan berjalan di depanku.

Sooyeon noona mempunyai wajah yang datar dan sering berekspresi seakan dia merasa tidak nyaman. Tapi jika sudah akrab dengannya, kau tidak akan menyesal mengenalnya. Asal… yah, jangan pernah merusak moodnya. Itu sudah cukup untuk tetap aman berteman dengannya.

Dia menoleh dan menunjukkan senyuman kecutnya kepadaku. “Sudah ku bilang, panggil saja Jessica! Bukan Sooyeon dan tanpa embel apapun. Kau membuatku merasa tua, Kris!” protesnya sambil mencubit lenganku.

Aku mundur selangkah sambil meringis pelan yang ku lanjut dengan tawa. Terkadang merusak moodnya itu menyenangkan. Atau mungkin hanya aku lah satu-satunya orang yang hobi merusak moodnya. Jangan salahkan aku. Itu semua karena dia sangat lucu saat digoda.

“Baiklah, Jessica. Mau makan siang bersamaku? Sudah 10 menit sebelum jam makan siang. Bisa-bisa maagmu kambuh,” ajakku.

Dia berhenti melangkah, membuatku kaget dan ikut berhenti. Bola matanya yang bewarna coklat terang itu menatapku. Aku meringis pelan saat merasa hal sama kembali menderaku. Hal yang selalu saja terjadi saat bola mata yang indah itu menatap mataku. Aku kesulitan bernapas dan sangat payah menebak kecepatan detak jantungku. Detik ini, aku berpikir kecepatan detak jantungku meningkat. Tapi sedetik kemudian, aku berpikir sebaliknya. Aku tidak apa itu yang dinamakan cinta. Tapi ini membuatku memiliki sebuah permintaan jika berada di posisi ini; Jessica, tolong jangan tatap orang lain seperti ini. Jangan biarkan orang lain jatuh padamu dan tak bisa lepas sepertiku.

“Baiklah, asal kau mau mentraktirku es krim karena tidak memanggilku Jessica. Deal?” tawarnya sambil mengacungkan kelingkingnya kepadaku dan tersenyum lucu.

Aku melingkarkan kelingkingku di kelingkingnya yang kecil itu sambil tawa. Tingkahnya sering membuatku bertanya-tanya akan umurnya. Apa benar dia lebih tua setahun dariku? Atau malah sebaliknya?

***

Hari ini aku melihat Jessica duduk di kursi taman kampus sambil mendengarkan musik lewat earphone. Matanya menatap ke buku perpustakaan yang sangat tebal. Percaya atau tidak, kau tidak akan menemukan buku yang memiliki halaman kurang dari 250 dengan luas kertas sekitar 25 x 18 cm di perpustakaan kampus ini. Padahal biasanya satu buku hanya mengulas tentang satu topik. Aku pernah menemukan buku bertopik stroke. Tebalnya hampir 300 lebar alias sekitar 600 halaman. Kasian sekali mahasiswa kedokteran yang harus menelan buku setebal itu hanya untuk mencerna apa itu stroke. Untung saja aku adalah mahasiswa seni.

Mengingat kelasku baru akan dimulai sekitar 1 jam lagi, aku berniat untuk menghampirinya. Aku mengambil tempat duduk di sampingnya lalu meraih I-podnya yang berada di tempat kosong antara aku dan dia. Aku memaksimalkan volume suara. Dengan suara yang bisa saja memecahkan gendang telinga itu, dia segera melepaskan earphone. Bola mata sialan—ku katakan seperti itu karena benda itu selalu berhasil mengganggu konsentrasiku—kembali menatapku kesal. Bodohnya, tubuh ini kembali bereaksi seperti biasa jika mataku bertemu dengan matanya. Tidak peduli dia sedang menunjukkan ekspresi senang, sedih, marah atau apapun. Otakku tidak peduli. Intinya, kami saling bertatapan.

Aish! Kau itu hobi sekali sih menggangguku! Menyebalkan,” gerutunya sambil merebut I-podnya dari tanganku.

Otakku kembali bekerja seperti biasa sehingga tanganku yang memegang benda itu segera menjauh dari jangkauan tangannya. Dia menarik tangannya dengan kesal. Dia kembali menatapku –yang kali ini, tidak ku balas menatapnya agar otakku tetap bekerja dengan benar. Tanpa ku kira, tangannya menarik rambutku kasar.

Yya! Apheo, Noona!” aku mengaduh.

“Kembalikan dulu I-podku!” balasnya kesal.

Kan aku sudah pernah peringatkan untuk tidak merusak moodnya. Inilah salah satu akibatnya. Semakin dekat kau dengannya, semakin seram lah reaksinya. Tapi aku sudah terbiasa karena sering mendapatkannya.

Aku segera mengembalikan I-podnya. Tangannya yang menarik rambutku itu mengubah tujuan dari untuk menyakitiku menjadi meraih benda kecil nan tipis itu. Senyuman bangganya pun muncul saat sudah berhasil mendapatkan kembali barangnya.

“Tsk, kasar seperti biasa,” cibirku pelan.

“Tsk, jahil seperti biasa,” balasnya.

Aku melirik jam tanganku. Sudah sepuluh menit aku disini. Aku sudah harus ada di kelas 30 menit sebelum masuk karena ada urusan dengan salah satu temanku. Jadi aku bangkit dan menatapnya sejenak. Dia mendongak dan menatapku bingung.

Shit!

Lagi-lagi tatapan itu kembali menyihirku. Menyebalkan memang.

Noona, ku sarankan untuk jangan menatap orang lain dengan tatapan seperti itu,” kataku sambil tersenyum tipis.

Dia mengerjap bingung. “Wae?”

“Jangan buat orang lain jatuh sepertiku.”

Dia terbengong mendengar kata-kataku. Sepertinya otak leletnya tidak mengerti maksud kata-kataku. Aku menyeringai tipis lalu mencubit pipinya kencang.

Ya, Kris!” teriaknya protes sambil menepuk tanganku.

Tepat saat aku melepaskan tanganku, aku berlari menjauh darinya. Dan kali ini aku yakin, aku memang mencintainya. Tapi satu hal yang disayangkan, aku tidak bisa meraihnya karena sebuah alasan.

“Hei, Kris!”

Aku menoleh saat mendengar ada yang memanggilku. Aku tersenyum kecut saat melihat seorang Kim Jaejoong lah yang memanggilku.

“Hei, Hyung!” balasku.

“Kau melihat Jessica? Aku sudah menelponnya dari tadi, tapi dia tidak mengangkatnya,” tanya Jaejoong hyung.

“Dia sedang belajar sambil mendengarkan musik di taman. Pantas jika dia tidak mendengar handphonenya berdering,” jawabku sesantai mungkin.

Dia menepuk bahuku dan berterima kasih padaku. Dia segera datang ke tempat yang ku beritahukan. Kim Jaejoong, seorang pengusaha muda yang berstatus sebagai calon suami Jessica Jung. Aku tidak mungkin menang darinya. Dia adalah sosok yang sempurna. Itu sebabnya aku memilih untuk menelan kata-kata cinta untuk Jessica.

Jessica hanya akan menjadi seniorku. Selamanya.

=== Oh! ===

Terinspirasi dari lagu TVXQ – I Don’t Know. Lagu TVXQ emang selalu memberikan inspirasi *O* hehe

Dan ficlet ini bisa dibilang sesuatu. Kenapa? Karena aku kan udah ga suka sama krissica. Tapi ternyata aku masih bisa buat cerita tentang mereka. Ga nyangka aja .-. yah walaupun ga happy ending dan Jaejoong nyempil di akhir kisah. Mau gimana lagi? Aku kan emang snowflakes alias jaesica shipper ^^v

Sekalian aku mau bilang ke para reader loyalku untuk jangan berharap aku akan buat ff krissica lagi abis ini, kecuali Calling Out dan Winter Leaf. Karena aku udah ga suka krissica. Aku suka krissica pas mereka masih dibilang ‘rare’ doang karena aku emang pecinta couple rare. Pas udah ga rare, ya aku udah ga suka. Udah penyakit alamiah aku ._. artinya yang mau request ke aku, syaratnya ada 2. Main castnya harus Jessica dan merupakan couple rare. Wk XD

11 responses to “[Ficlet] Oh!

  1. waa sama dong,aku juga snowflakes XD
    aku juga udah bosen ama FF krissica,malah suka ke ,Jaesica,Hansica sekarang *wkwk labil
    di FF ini juga kasian juga sih kris,tapi lebih cocok sama jaejoong jessica nya haha
    sabar ya kris
    sekali-sekali buat FF jaesica dong hehe –”v

  2. luhan sica…
    sehun sica…
    ahhh, chanyeol sicca kan blm bnyak yang buat chingu… sekali- kali coba boleh…

    tapi sebenernya sayang jg kalo harus ngelepas kris ….
    haesica gimana???
    banyak juga yang suka sama couple itu…

    #hanya masukan… 🙂

  3. JAESICAAAA
    AYEEE
    *heboh gaje
    Aku kangen sama JaeSica
    Omong-omong, FF nya yang “I Choose to Love You” belum lanjut, ya?
    Itu kan JaeSica juga
    😦

    Nggak suka KrisSica lagi?
    Yah, sayang dong!
    Tapi tetep snowflakes, kan?
    😀

  4. Oh! Author uda gk suka Krissica lg?
    Gpp deh yg penting Calling Out masi lanjut. Sayang banget kalo ampe gk lanjut lg.
    hahaaa
    Oia sekali2 bikin ff Jaesica lg yaa.. Sama Kyusica jg.
    Gomawo 🙂

Leave a reply to Rahma minho Cancel reply